Banyak orang membenci hujan. Mereka bilang, hujan adalah tangisan kesedihan. Mereka bilang, hujan membawa kenangan-kenangan menyakitkan. Tapi, entah mengapa aku suka hujan. Ada rasa tenang ketika aku menghirup petricor. Entah mengapa. Dan aku akan sangat berterima kasih, setiap kali hujan turun dan membawa semua kenangan masa lalu kembali dalam ingatanku. Karena hanya disaat hujan turunlah, aku bisa menemukan kembali bait tentangmu saat menyelam dalam lautan kenangan itu.
Bagiku, kamu itu seperti hujan, hingga aku rela melepaskan payungku, demi bisa berjalan bersamamu. Bagiku kamu itu seperti hujan, dingin namun mampu membuatku nyaman hingga membuatku terlelap untuk sepersekian detik waktu. Bagiku, kamu itu seperti hujan, jatuh berkali-kali dihatiku dan aku tidak bisa menghindarinya lagi.
Namun kamu tahu, tidak ada hujan saat ini. Ketika penaku menulis tentang hujan, disini sama sekali sedang tidak hujan. Langit pagi ini sangat cerah. Matahari sama setianya seperti biasanya memberikan kehangatan pada setiap orang yang membutuhkannya. Berbeda dengan hujan, yang kata orang hanya dapat memberikan kedinginan dan kesedihan. Mereka mungkin lupa, bahwa ketika hujan turun dan dingin merasuk tubuh, disitulah selimut dan secangkir kopi hangat berperan. Kamu bisa menikmati suara hujan di luar sana, duduk nyaman di kursi goyangmu, sembari berbalut selimut tebal dan menyesap secangkir kopi hangat di tanganmu. Bagiku, itu adalah bahagia sederhana yang ku dapat di saat hujan.
Hujan mengajarkan banyak hal padaku. Tentang keikhlasannya dan kesabaran. Kamu tahu kenapa? Karena ia tetap saja kembali seberapapun seringnya ia jatuh. Ia tidak peduli meski ia di benci. Karena ia datang bukan untuk mereka, ia datang untuk mereka yang merindu dan mencintainya. Aku juga ingin seperti itu. Aku ingin menjadi hujan. Hingga sama sepetimu, yang jatuh di hatiku, aku juga akan menghujani hatimu berkali-kali dan kamu tidak bisa menghindarinya.
Aku suka hujan, meskipun aku tahu ia hanya sebentar. Karena di sudut gelap itu, ketika aku menyeka hujan, aku menemukanmu.Saat itulah, aku mulai mencintai hujan. Hujan adalah moment yang selalu aku tunggu. Aku akan berjalan bersama hujan hingga tidak ada satupun orang yang tahu bahwa aku menangis bahagia. Karena kamu dan hujan, adalah sebuah rindu yang ku simpan dalam kenangan saja.
Pagi ini, ketika matahari bersinar cerah. Aku menulis tentang hujan, karena aku merindukan hujan. Juga kamu, yang menghujaniku dengan rindu.