Tuesday, July 17, 2018

Seperti Hujan



Banyak orang membenci hujan. Mereka bilang, hujan adalah tangisan kesedihan. Mereka bilang, hujan membawa kenangan-kenangan menyakitkan. Tapi, entah mengapa aku suka hujan. Ada rasa tenang ketika aku menghirup petricor. Entah mengapa. Dan aku akan sangat berterima kasih, setiap kali hujan turun dan membawa semua kenangan masa lalu kembali dalam ingatanku. Karena hanya disaat hujan turunlah, aku bisa menemukan kembali bait tentangmu saat menyelam dalam lautan kenangan itu.

Bagiku, kamu itu seperti hujan, hingga aku rela melepaskan payungku, demi bisa berjalan bersamamu. Bagiku kamu itu seperti hujan, dingin namun mampu membuatku nyaman hingga membuatku terlelap untuk sepersekian detik waktu. Bagiku, kamu itu seperti hujan, jatuh berkali-kali dihatiku dan aku tidak bisa menghindarinya lagi. 

Namun kamu tahu, tidak ada hujan saat ini. Ketika penaku menulis tentang hujan, disini sama sekali sedang tidak hujan. Langit pagi ini sangat cerah. Matahari sama setianya seperti biasanya memberikan kehangatan pada setiap orang yang membutuhkannya. Berbeda dengan hujan, yang kata orang hanya dapat memberikan kedinginan dan kesedihan. Mereka mungkin lupa, bahwa ketika hujan turun dan dingin merasuk tubuh, disitulah selimut dan secangkir kopi hangat berperan. Kamu bisa menikmati suara hujan di luar sana, duduk nyaman di kursi goyangmu, sembari berbalut selimut tebal dan menyesap secangkir kopi hangat di tanganmu. Bagiku, itu adalah bahagia sederhana yang ku dapat di saat hujan.

Hujan mengajarkan banyak hal padaku. Tentang keikhlasannya dan kesabaran. Kamu tahu kenapa? Karena ia tetap saja kembali seberapapun seringnya ia jatuh. Ia tidak peduli meski ia di benci. Karena ia datang bukan untuk mereka, ia datang untuk mereka yang merindu dan mencintainya. Aku juga ingin seperti itu. Aku ingin menjadi hujan. Hingga sama sepetimu, yang jatuh di hatiku, aku juga akan menghujani hatimu berkali-kali dan kamu tidak bisa menghindarinya. 

Aku suka hujan, meskipun aku tahu ia hanya sebentar. Karena di sudut gelap itu, ketika aku menyeka hujan, aku menemukanmu.Saat itulah, aku mulai mencintai hujan. Hujan adalah moment yang selalu aku tunggu. Aku akan berjalan bersama hujan hingga tidak ada satupun orang yang tahu bahwa aku menangis bahagia. Karena kamu dan hujan, adalah sebuah rindu yang ku simpan dalam kenangan saja.

Pagi ini, ketika matahari bersinar cerah. Aku menulis tentang hujan, karena aku merindukan hujan. Juga kamu, yang menghujaniku dengan rindu.

Tiga Kuadrat di 2018


Untuk pertama kalinya setelah ratusan hari kulalui, aku baru bisa tidur nyenyak. Bukan karena tempat tidur di kamar hotelnya yang empuk . Tapi, lebih karena untuk pertama kalinya pula kamu hadir dengan sempurnah dalam mimpiku. 

Entah mengapa, bahkan setiap kali aku memejamkan mata, aku meminta pada Tuhan agar kamu di hadirkan dalam mimpiku. Namun, kamu hanya hadir sekilas dan pergi kemudian layaknya debu yang diterbangkan angin. Berbeda hal nya ketika aku disini. 
Di tempat dimana kita pernah menghabiskan hari bersama. Meski tidak dalam ikatan seperti kebanyakan orang biasanya. Tak masalah bagiku, karena pernah mengenal dan menghabiskan hari denganmu, itu indahku Terima kasih pernah ada dan bernafas di tempat ini bersamaku. 
Tiga kuadrat di tahun 2018. Aku menatap langit di kota ini. Dari yang berwarna jingga, hingga berubah menjadi hitam pekat seperti malam ini. Kutatap rembulan separuh dan bintang gemerlap di balik jendela kaca. Meski hanya sejenak, tapi ini membuat bahagia. Seolah hormon endorfin tengah memenuhi seluruh tubuh. 
Aneh bukan?
 Mengingat dan mengenangmu bukan membuatku menangis seperti sebelumnya. Tapi malah membuatku merasa melayang di udara. Dan hanyut dalam euforia masa lalu. 
Aneh bukan? 
Karena nyatanya bahkan hingga detik ini masih saja kamu yang berpengaruh. Tuk merubah segala susana yang tercipta di dalam hati. 
Tiga kuadrat di tahun 2018. Yang akan selalu ku ingat, Aku berada di sini. Di tempat dimana pernah ada jejak kaki kita menapaki kota ini. Di tempat dimana untuk pertama kalinya aku merasakan kupu-kupu berterbangan di dalam perut karena kamu. 
Pagi menjelang dan aku terbangun dengan senyuman kelegaan. Menghirup udara pagi dan mendengar burung berkicau di dedahanan pohon jalanan. Duduk diam, sementara mobil melaju pergi meninggalkan tempat ini. Meninggalkan kisahku pada tiga kuadrat di tahun 2018.

 3/3/2018 : 3.00 p.m  


Satu Dari Kosong



Di saat-saat seperti inilah aku membutuhkanmu. Disaat aku berbuat salah dan menyakiti perasaan orang lain. Dan ketika kata ma’af yg telah ku ucap. Tetap tak mengurangi rasa bersalahku. Kamu..!! Yang kubutuhkan hanya kamu. Yang akan selalu berkata : “Tidak apa-apa Fa, semua baik-baik saja. Dia baik, dia pasti mengerti maksudmu”
Andai kamu tahu, bahwa kamu sgt berarti bagi seorang aku yg biasa2 saja ini, akankah kamu ttp memilih untuk pergi? Andai saja takdir mempertemukan aku lebih dulu dg mu dan bukannya kamu dengan dia, akankah cerita ini berbeda?
Bohong jika aq tidak iri. Aku iri pada takdir, yg mempertemukan dia dg mu lebih dulu. Hingga dia mendapatkan semua ketulusanmu. Aku iri, sungguh. Tapi aku berkata pada Tuhan, tdk apa meski bukan aku yg pertama. Asalkan aku akan menjdi yg terakhir bagimu. Itulah pengharapanku pada-Nya
Aku selalu menjadikanmu satu dari kosong, bukan satu dari dua, tiga dan seterusnya. Karena bagiku, kamu bukanlah pilihan di antara yg lainnya. Jujur, kamu sudah menempati satu dari kosong itu di hatiku, sejak rasa itu jatuh di kamu
Setelah kamu mengetahui pesan ini, entah melalui siapa, entah kebetulan kamu membacanya dimana. Izinkan aku bertanya satu hal padamu? Bolehkah aku tetap menunggu? Sampai saat itu tiba . Sampai seluruh ikhlasku utk melepasmu memenuhi hatiku. Jika kamu dan aku benar-benar tidak bisa menjadi kita di hadapan Tuhan

Menemukanmu



Menemukanmu adalah seperti menemukan air disaat aku berenang di lautan pasir. Menemukanmu adalah seperti menemukan sirius saat aku menyelam di langit malam ketika hujan turun. Menemukanmu seperti mendayung perahu menyusuri rawa-rawa. Aku melihat teratai dan lily putih disepanjang rawa. Namun, kamu adalah kaktus yang tiba-tiba hidup disana.
Menemukanmu adalah perjalanan satu tujuan, menemukan jalan pulang satu arah tanpa harus singgah atau berbelok ke tempat lain. Menemukanmu adalah serendipity dalam hidupku yang sangat sederhana. Menemukanmu adalah nyaman begitu saja tanpa adanya resah. Menemukanmu seperti perjalan Nabi Adam mencari Siti Hawa, terpisah bertahun-tahun di bumi, hingga akhirnya bertemu kembali di Padang Arafah. Menemukanmu adalah soal keyakinan akan janji Tuhan yang pasti.
Dan barangkali, menemukanmu munkin adalah jawaban atas keikhlasan hati akan semua takdir Tuhan yang penuh misteri.
Pasuruan
9 Juli 2018

Hilang




Ketika dia menghilang, kamu ragu-ragu mencarinya. Kamu urungkan niatmu untuk berjalan di lorong itu. Lorong panjang tempatmu biasa berjalan beriringan dengannya.  Lorong yang pernah menjadi saksi tawa bahagia dan tangis sedihmu bersamanya. Kamu ragu untuk sekedar bertanya pada orang-orang tentang keberadaannya saat ini.
Dan akhirnya kamu memilih diam. Menghentikan inginmu untuk mengetahui dimana dirinya saat ini. Kamu menghentikan jalanmu menyusuri lorong itu sendiri. Kamu menghentikan ketikan tanganmu untuk mencari namanya pada mesin pencari. Membunuh paksa kerinduan untuk melihat seperti apa dirinya kini. Kamu perlahan yakin bahwa tidak mencari tahu adalah pilihan yang tepat. Walau sebenarnya kamu tak yakin bahwa dengan berhenti mencari tahu maka kerinduanmu padanya juga akan pudar dan hilang.
Tapi satu hal yang kamu yakin benar, kisah kalian harus dihentikan. Biar rindu itu tersimpan dalam kenangan. Biar rindu itu terhapuskan oleh waktu hingga benar-benar menghilang. Dan kamu bisa memulai cerita baru, dengan dia yang dipilihkan Tuhan untukmu. Entah siapapun itu.
Pasuruan
9 Juli 

Berharap Menemukanmu





Kamu tahu apa alasan saya memilih untuk menunggu?
“Sempurnah….??”
Bukan, bukan karena memilih yang sempurna, karena sesungguhnya hanya Allahlah pemilik segala kesempurnaan itu
“Kaya….??”
Bukan, jelas bukan.
Kamu tahu sendiri bahwa saya bukanlah tipe orang yg suka bergantung. Dan karena itulah saya tdk ingin menggantungkan pada sesuatu yg hanya merupakan titipan dari Allah itu, yg dimana dengan mudahnya dapat di tarik kembali nikmat itu ketika penerimanya tidak amanah.
“Sukses…??”
Tidak, tentu tidak. Apakah tiap-tiap orang benar-benar tau apa arti sukses itu sendiri? Sukses menurut seseorang, tidak sama dengan orang lainnya. Sukses menurut “Bob Sadino” adalah ketika ia mengharapkan besok makan, dan ia dapat makan, maka itulah sukses baginya.
Tapi, apakah sama bagimu? Tidak. Tentu tidak bukan? Karenanya tentunya kamu tahu bahwa bukan itu yang saya butuh.
Saya hanya butuh menemukan seseorang yg dengan segenap hatinya bersedia bersama saya melewati segala yang ada baik itu senang, sedih, suka, duka. Segala macam rasa itu. Seseorang yg akan tahan dengan segala sifat-sifat buruk saya dan sanggup menerima apa adanya diri saya. Seseorang yang dengan terang-terangan mau membimbing saya, menunjukkan jalan yg benar ketika arah saya salah, seseorang yg tidak segan-segan memarahi saya jika saya memang melakukan kesalahan.
Itulah yang saya ingin. Bukan seseorang yg selalu membaik-baikkan dan membela saya, tanpa berani memarahi saya jika saya benar2 berbuat salah. Dan seseorang yang tentunya akan setia bersama saya, melangkah beriringan dengan saya untuk menggapai ridho dari-Nya. Dan dari semua hal itu, kamu tahu siapa dia?
Kamu.
Tentu kamu pernah melewati salah satu hal itu. Kamulah yang saya butuhkan. Itulah mengapa saya memilih menunggu. Tapi, jika suatu hari nanti ketika Tuhan memantapkan hati saya untuk melepasmu, maka saya akan melakukannya dengan seluruh ikhlas yg ada dalam diri saya. Karena saya percaya bahwa yang benar-benar tahu yang kita butuhkan hanyalah. Dia bukan? Dia sang pemilik hati sesungguhnya. Memberi apa yang kita butuhkan dan bukan yg kita inginkan. 
Bukankah begitu?
# Beraharap Menemukanmu

Rindu Itu Berat ?




Rindu itu berat?
Tentu!!! Kamu tahu hal yg paling berat itu apa? Kata orang itu rindu, Ya, aku percaya. Itu berat sungguh
Saking beratnya kadang aku berpikir untuk mencari kontakmu lagi dg bertanya ke bbrp teman. Saking beratnya kadang aku berpikir untuk stalking setiap medsos mu agar aku tahu kabarmu. Saking beratnya kadang aku pun ingin terbang ke ibu kota sana dan mencarimu di antara keramaian
Tapi, aku mengurungkannya
Aku mengurungkannya setiap kali tanganku gemetar hendak mengetikkan namamu di mesin pencari. Aku mengurungkannya utk mencari tahu tentangmu dr teman2 ketika gelisah akan keadaanmu yg baik2 saja atau tidak.
Kamu tahu kenapa?
Jangan berpikir bahwa aku sudah lupa akan mu, sudah ingin menghapusmu..Tidak…!!! Tentu saja tidak.
Aku hanya ingin mencintaimu dg cara yg benar. Dengan lebih memilih menjauh dan beriktiar memperbaiki diri. Alih2 mencari tahu ttg mu. Aku lebih memilih menunggu dalam diam. Diam-diam menyebutmu dalam do’a. Meminta Tuhan untuk menjagamu & menyampaikan pesanku padamu disepertiga malam. Agar pupus rasa gelisah juga rindu yg memberatkan itu.
Aku menaruh percaya yg sangat besar. Pada Ia sang pemilik hati juga sang pembentuk takdir. Janji-Nya adalah satu ketetapan yang pasti Jika memang kamu untukku kita akan dipersatukan nantinya dalam ikatan halal-Nya.
Namun jikapun bukan, maka biarlah perasaan yang pernah ada itu, dihapuskan dariku. Hingga aku bisa membersihkan tempat itu, dan menyediakan bagi seseorang yang baru. Yang akan memberiku cinta yang sempurnah dengan izin dan ridho dari-Nya.

3 Menit Per 90 Hari






Yang ku ingat dari menjaga warung atau toko adalah ketika saat itu. Saat kamu yang mengenakan kemeja lengan pendek kotak berwarna biru, tiba-tiba berdiri tepat di depan toko. Membeli beberapa makanan kecil dan hendak membayarnya. Namun, aku hanya diam, saking terkejutnya melihatmu tiba-tiba. Dan kamu hanya memperhatikan dengan mata empatmu dan kemudian senyum kecilmu memancar ketika melihat tingkahku yang tiba-tiba gagu dan aneh..
Mungkin saat itu kamu berpikir “dari mana gadis aneh ini berasal”?
Karena kamu pasti berpikir bahwa itu adalah pertemuan pertamamu denganku. Tapi, aku mengingat setiap detailnya, detail pertemuan pertama kita. Bukan saat itu, tapi beberapa saat yang jauh sebelum itu.. kita pernah bertem. Sebuah pertemuan sederhana, yang kemudian mengantarkan kita pada pertemuan-pertemuan berikutnya yang terkesan sederhana pula
Sejak saat itu, kamu tahu?
Aku selalu menanti kapan hari libur itu tiba. Saat itu masih ada libur tiga bulan, hingga aku bisa menghabiskan seluruh liburanku di sana meskipun aku tahu dari jangka waktu tiga bulan itu kemungkinan untuk bertemu denganmu hanya 3 menit per 90 hari. Aneh bukan, dalam 3 bulan hanya dihapuskan oleh 180 detik saja, tapi itu sudah bisa menghapuskan segala asa dan perasaan yang entah apa, yang tak pernah ku tahu namanya saat itu…
Rindu? Ya sebut saja dengan istilah itu…
Karena kini aku tengah mengerti dan aku adalah yang paling tahu bagaimana rasanya itu. Kadang jika bisa meminta hal apa saja, aku akan meminta untuk kembali. Kembali ke saat itu, saat dimana semua belum terasa sulit dan rumit seperti sekarang ini
Tapi, tetap saja tidak mungkin dan tidak bisa bukan??
Terkadang lebih dari apapun, yang kuingin bukanlah balasan dari sebuah perasaan asing yang tiba-tiba merasuk dalam diriku. Tidak, tidak sekalipun aku berharap itu akan berbalas.
Aku hanya ingin semua tetap sama dan tidak berubah. Ada kamu, ada dia, ada mereka dan juga yang lainnya Itu saja. Namun, seiring waktu bergulir semua berjalan, berjalan meninggalkan. Sama sepertiku yang meninggalkanmu saat itu.
Bukan, bukan bermaksud meninggalkan, aku hanya kembali, kembali pada kehidupanku. Karenanya aku meninggalkan kampung halaman itu. Dan ketika aku kembali. Semua berubah, tidak lagi sama, begitu juga dengan kamu. Pohon mangga di pekarangan rumahmu masih ada. Keramik hijau yang menjadi background dinding rumahmu juga masih sama. 

Tapi, tidak dengan kamu…
Aku tidak pernah melihatmu lagi, bahkan sekalipun aku menunggu di beranda rumah nenekku seperti kebiasaan kecilku dulu. Kamu tidak ada, kamu tidak lagi berjalan ke surau melewati halaman rumah itu. Kamu berjalan ke arah yang lain bersama dengan dia. Seorang wanita istimewa yang ku dengar dari orang-orang menjadi pendamping hidupmu.
Terima kasih, karena telah menemukan wanita yang seperti itu. Aku tak perlu bertemu dengannya untuk tahu bahwa ia adalah yang terbaik. Karena sejak kamu menghalalkannya untuk mendampingimu. Maka aku percaya bahwa dia memang wanita yang hebat untukmu, untuk agamamu dan kehidupanmu kelak di akhirat nanti.
Terima kasih, sudah berbahagia
Pahlawan kecilku,,,
😊😊😊😊😊
 ~End~

Permintaan Konyol






Ada hal yg hingga detik ini masih saja tak dapat ku temukan alasannya. Sungguh ini bukan karena aku masih menaruh harap, karena aku sudah tahu dengan pasti bahwa tak ada yg bisa ku mintai pengharapan kecuali sang pemilik diri kita yg sebenarnya. Ini hanya tentang saat itu, tentang permintaan konyol yang kamu ajukan.
Kala itu kamu menatapku lekat dan tersenyum simpul. Kemudian kamu mengutarakan permintaan konyolmu itu, yg tentu saja membuat mataku seolah ingin keluar karena tidak percaya dengan apa yang kamu ucapkan dalam permintaanmu itu.
“Benci aku….!” ucapmu kala itu.
Aku hanya terdiam tak bergeming sedikitpun dari tempat dudukku. Aku terkejut bukan main dg permintaanmu, hingga aku sampai tak bisa berkata-kata. Di dunia ini, banyak orang berusaha untuk disukai oleh orang lain. Bahkan banyak pula yg melakukan segala cara agar dirinya menjadi disukai, dan tidak di benci oleh orang lain.
Tapi kamu? Ya, kamu.
Hanya kamu seorang yg melemparkan sebuah permintaan konyolmu padaku, dimana itu memintaku untuk membencimu.
Kenapa?

Berulang kali aku mencoba untuk mencari jawabannya, namun yg kutemukan hanyalah jalan buntu. Kamu aneh, pikirku kala itu. Entah apa yg sebenarnya tersimpan dalam hatimu. Sekalipun ku cari berkali-kali aku masih tak mengerti.
Hingga akhirnya aku berpasrah pada sebuah pepatah : “Dalamnya hati seseorang, siapa yang tahu.” Kini aku menjadi tahu, bahwa tidak semua hal yg terjadi membutuhkan sebuah alasan atau penjelasan.
Termasuk permintaan konyolmu itu.
Biarlah alasan. & penjelasan itu hanya tersimpan dalam hatimu saja, aku tak apa meski tak mengetahui maksudnya. Karena pada akhirnya, ada atau tidaknya alasan itu, baik kamu dan aku, kita telah menempuh jalan yg berbeda.
Kamu ke kanan, aku ke kiri. Kamu ke utara dan aku ke selatan. Begitulah kita.
@PermintaanKonyol,8/2/2018

Perbedaan




Siapa bilang dua orang yang sangat berbeda tidak bisa bersatu? Kamu tahu, bahwa nyatanya kamu hanya mencoba untuk menyembunyikan ketakutanmu lewat kondisi itu. Kamu takut menghadapi sesuatu yang baru. Kamu takut jika kenyataan yang kamu hadapi nantinya, tidak sesuai dengan harapanmu. Kamu mengecilkan dirimu sendiri, dengan mendengarkan semua perkataan mereka. Tentang dia yang tidak cocok untukmu, atau tentang kamu yang tidak pantas untuknya. Dan kamu membenarkan semua spekulasi-spekulasi mereka lainnya tentang dirimu dan dirinya.
Kamu lupa bahwa bukan mereka yang akan menjalani kehidupan itu. Bahwa bukan pula mereka penentu bahagia atau tidaknya kehidupanmu. Tidakkah kamu tahu bahwa sebuah puzzle tak akan terlihat indah jika ada bagian yang hilang? Tak akan menyatu jika bagian yang satu sama dengan bagian yang lainnya. Karena itulah, perbedaan menjadi wajar dalam sebuah hubungan. Kamu yang pendiam, dia yang cerewet, kamu yang pemarah, dia yang penenang, kamu yang kekanakan dan dia yang bersikap dewasa.
Berhentilah menatapnya seolah ia adalah permata di kotak kaca yang tidak akan pernah bisa kamu gapai. Berhentilah berpikir bahwa ketika ia berada sisimu kamu takut akan menggoresnya dan menjadikannya tidak berharga lagi. Terimalah ketika ia datang dengan segala kesungguhannya. Karena seberapa keras pun kamu menghindar, jika Tuhan sudah mengatakan ia untukmu, maka jadilah seperti itu. Jadi, berhentilah memandang dirimu sendiri rendah dan tidak pantas untuk bersanding dengannya.
Ingatlah, Ia sempurna hanya karena Tuhan menciptakan kamu untuk melengkapi segala kekurangannya. Begitu pula dengan kamu.
So, janganlah lagi selalu memandang perbedaan ibarat api dalam sekam. Lihatlah pelangi, ia indah karena adanya perbedaan warna pembentuknya. Kamu dan dia juga seperti itu, indah dengan semua perbedaan yang ada.
Pasuruan
7 Juli 2018

Tidak Semua Yang Terlihat, Adalah Kebenarannya





Tidak ada seseorang yg tidak memendam rasa iri kepada orang lain. Pastilah selalu ada meski itu hanya secuil saja. Sama halnya dg saya, karena saya juga hanyalah manusia biasa. Terkadang, ada rasa iri dalam benak saya ketika melihat orang seumuran saya, tertawa tanpa beban. Mereka tidak harus memikirkan esok akan makan apa, cukupkah penghasilan utk sebulan, bisakah memenuhi semua kebutuhan keluarga. Hal-hal yang seperti itu. Mereka tidak akan memikirkan, hanya bebas menikmati masa muda mereka tanpa beban. Karenanya, itu membuat iri bagi sebagian orang, begitu pula dengan saya.

Tapi, terkadang kita juga lupa akan satu hal. Bahwa apa yg tampak oleh mata, tidak selalu itu adalah nyatanya. Ada banyak hal yang tersembunyi, yg hanya di ketahui oleh diri mereka sendiri dan bukan orang lain. Itulah mengapa di katakan bahwa dalamnya sebuah hati seseorang tidak akan ada yg tahu.

Kita tak akan bisa menghindar dari sebuah rasa yg seperti itu. Namun, bukan tidak mungkin untuk meminimalkannya kan? Kita hanya perlu menaruh percaya pada Tuhan, bahwa ketika bahagia orang lain datang namun tidak dg kita. Itu berarti bahwa ini adalah saat baginya dan masih belum waktunya bagi kita. Suatu hari nanti Tuhan akan memberi bahagia pula sesuai dengan apa yg telah kita butuhkan. Karenanya, tak perlulah lagi kita hrs merasa iri hati kepada orang lain...

Kita hanya perlu memupuk sabar lebih dalam dan ikhlas lebih luas. Tetaplah pegang percayamu sampai akhir, bahwa janji Allah adalah satu ketetapan yang pasti.

@kamupastibahagia,jikatidaksekarangpastilahsuatuharinanti


"Kesabaran itu tidak ada batasnya. Jika masih terdapat batasnya maka itu bukanlah kesabaran". Ingat saja Allah berkata dua kali dalah surat Al-Insyirah (94: 5-6) "Fa-inna ma'al usri yusran. Inna ma'al usri yusron". Karena sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Cerita Singkat di Siang Hari





Siang ini, aku terbaring dalam tidurku tuk melepas lelahku. Dan kemudian, bunga tidur pun menghampiriku. Dalam mimpiku itu, aku tengah menghabiskan waktuku seperti ketika aku kecil dulu. Berkunjung ke kampung halamanku bersama ayah dan ibuku. Aku melihat sebuah rumah yg telah ku kenal itu, tapi tidak ada dia yg biasanya berdiri disana dengan senyumannya.

Dengan tiba-tiba kakiku melangkah berjalan menapaki jalan-jalan setapak itu. Hingga akhirnya aku tiba di suatu tempat yang aku tak tahu apa itu namanya. Aku tak menghafal jalanan-jalanan itu, meski belasan tahun ku habiskan waktuku di tempat itu. Aku tetap berjalan dan berusaha untuk mencari tempat kembali. Namun, tak ku temukan juga hingga aku merubah jalanku menjadi setengah berlari.

Aku kemudian menemukan jalanan buntu. Sebuah jalan di lorong kecil yang tak bisa ku lewati. Kemudian di sana aku melihatmu tengah asyik bercengkerama dengan para pelangganmu di sebuah warung kecil yang menutup jalan sempit itu.

Aku tak mengenalmu awalnya, namun aku tiba-tiba saja menangis dan memintamu untuk membantuku kembali. Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk kembali karna aku tak membawa apapun dalam tas kecil yang bertengger di bahuku. Hingga kemudian, kamu pun menawarkan hp mu untuk membantuku menghubungi ayah dan ibuku. Aku tak ingat berapa nomor mereka, yang ku ingat hanyalah nomorku sendiri. Dan kemudian kamu pun berusaha untuk menghubungi nomor itu. Tapi, ternyata tak berhasil krn hp nya rusak seketika.

Harapku untuk kembali pun sirnah kemudian. Namun, beberapa menit berikutnya aku di kejutkan oleh kedua orangtuaku yg tiba-tiba muncul entah darimana. Ketika aku menatapmu untuk mencari jawaban, kamu hanya tersenyum simpul dan mengedikkan bahumu. Seolah itu memang keajaiban dan kamu tak melakukan apapun untuk itu. Namun aku tahu, tidak ada satu hal pun yang tidak bisa kau lakukan untukku.

Mimpi siang ini, sungguh membuatku berpikir bahwa meskipun itu hanyalah bunga tidur ada beberapa hal yang terasa sangat nyata. Tentang dia yang tak pernah bisa ku temui lagi hingga kini, dan tentang kamu yang tiba-tiba hadir dan tidaklagi membiarkanku kembali berjalan ke masa lalu. Tentang mimpi di siang hari ini. Ada hal yg juga tidak nyata kutemukan dalam mimpi itu. Perihal tentang aku dan kamu yang kemudian menjadi kita bersama dengan keluarga kita di dalam momen foto bersama itu.


Akan tetapi, aku membenarkan satu hal yg pasti dalam mimpi itu. Bahwa siapapun kamu, entah itu pemilik sebuah warung kecil layaknya dalam mimpi itu, aku tetap memilih kamu sebagai seseorang yang berdiri tepat di sampingku, menenangkanku dan menghapus semua luka di hatiku.

Karena kamu adalah penawar bagi setiap racun kesedihan di hidupku. Karena kamu, adalah orang yang menghapus semua kenangan burukku. Karena kamu, Ya karena kamu...makanya aku memilihmu. Karena kamu,,,Just only you. Now and forever.

The End







I Want To Stop It




 Ada saat dimana seseorang sudah mencapai batasnya. Dimana jika dipaksakan lagi, ia tak akan mampu lagi bertahan. Sama halnya dg mesin, jika ia sudah mencapai batas yg optimal ia tak akan mampu lagi lebih dari itu. Dan jika di paksakan, ia akan rusak secara perlahan.


Bagaikan layang-layang putus yg diterpa angin. Begitu kokoh dan kuatnya tekad yg saya tanamkan pada diri saya, pada akhirnya saya juga goyah jika angin menerpa begitu kencangnya berhari-hari. Entah bagaimana, saya sudah sampai pada batas saya. Ketika saya sudah berusaha sekuat tenaga namun tak ada hasil mengiringi, pada akhirnya saya pun akan menyerah

Bukankah manusia memang seperti itu?





Mengapa Menjadi Penulis?






Menulis, mengapa menjadi penulis? Banyak orang yg bertanya kemudian tentang apa yang menjadi alasannya. Kenapa menjadi penulis? Apa karena kamu bisa menjadi Tuhan dalam cerita yg kamu buat, hingga dapat mencipta awal dan akhir seperti yang kamu mau?


Bukan, bukan karena itu,


Karena walau bagaimanamun, tidak akan ada satu ceritapun yg lebih indah selain skenario hidup yg Tuhan tuliskan. Lantas apa yg menjadi alasannya? Apa karena ingin terkenal? Punya banyak uang dan penggemar dimana-mana? Tidak, tentu saja hal itu juga tidak.



Bagi saya, di baca atau tidak tulisan yg saya buat, saya tidak pernah memikirkannya. Yang saya lakukan hanyalah menulis, menulis dan menulis. Karena dengan menulis bagi saya adalah endorpin. Yang mampu mencipta bahagia dalam diri saya setiap kali saya melakukannya.

Suatu ketika kamu pun pernah bertanya, apakah semua tulisan saya berkisah tentang kehidupan pribadi saya? Tidak, tentu saja tidak. Tidak semua kisah yg di tulis oleh seorang penulis adalah kisah hidupnya. Banyak hal yg dapat menjadi topik dalam sebuah tulisan, dan tentu saja itu tdk hanya fokus pada kehidupan satu orang saja.

Tapi, satu hal yang pasti.

Dalam setiap tulisan saya, jika kamu benar-benar mengenal saya, maka kamu akan dapat menemukan beberapa potongan puzzle yg bila kamu satukan maka kamu akan menemukan saya di dalamnya meski tidak secara seluruh. Dan tidak hanya itu, kamu pun akan menemukan sebuah simpul disana, yg akan mengurai semua perasaan saya yg selama ini tidak kamu tahu.

Hebat bukan, ya begitulah hebatnya sebuah tulisan. Dimana kamu bisa berbagi sudut pandangmu dengan orang lain. Kamu juga dapat bersembunyi di dalamnya tanpa ada seseorang yg tahu kecuali dia benar-benar mau mengerti dan memahamimu 😉




Pilihan Hati






Ada banyak pilihan bagi seseorang dalam mengatasi satu perasaan aneh yg tiba-tiba muncul dalam dirinya. Ada yang bahagia, tersenyum setiap saat karenanya. Dan ada pula yang tergugu dalam tangisnya karena perasaan yang melandanya itu. Ada orang yang terang-terangan mengungkapkan perasaan cintanya itu dan menjalin hubungan dg orang yg dicintainya. Namun, ada pula yang tetap berdiam diri, menyinpan rasa cintanya jauh di dasar hati, dan menaruh harap pada Tuhan bahwa dia dapat menghadapi perasaan yg masih asing dalam dirinya itu.

Kamu tahu, berapa banyak orang yang melakukan pilihan kedua dalam peristiwa itu? Ya, tidak banyak dan bahkan mungkin hanya segelintir orang saja. Kamu tahu kenapa? Karena mereka menganggap bahwa pilihan jawaban kedua itu tidak rasional dan terkesan aneh. Itulah penghakiman yg akan diberikan oleh orang-orang yg berpegang teguh pada pilihan jawaban yg pertama. Mereka hanya menghakimi tanpa pernah tahu apa alasan seseorang menjadikan pilihan kedua sebagai pilihan jawaban hatinya itu.

Dikucilkan, dibilang aneh, dibilang kolot atau bahkan ketinggalan zaman dan yang lebih tragis lagi dibilang munafik. Itulah yang didapatkan oleh seseorang yg lebih memilih pada pilihan kedua itu. Tapi, kamu tahu mengapa mereka tetap memegang teguh pilihan kedua itu, kendati dia selalu di bilang aneh? Karena ia percaya, ia menaruh percaya yang tak terbatas pada Tuhan. 

Bahwa dirinya telah melakukan hal yg benar dan Tuhan pun akan memenuhi janji-Nya terhadapnya Sulit memang bagi pemilih pilihan kedua itu. Tapi, itulah prinsip yang dipegang oleh pemilih pilihan kedua. Dan prinsip itu tak akan pernah luntur walaupun seluruh dunia memandangnya aneh. Karena sejatinya, mendekati Tuhan dan berdiam diri divtempatnya yang suci adalah cara yg tepat dalam menghadapi perasaan aneh yg tiba-tiba menghampiri itu. Dengan begitu, tak perlulah lagi ia merasa resah dan pilu karenanya, sebab Tuhan akan tetap mengembalikan dia pada pemilik hati yg sesungguhnya sebagaimana apa yg Tuhan tulis dalam suratan takdir.




Tuesday, July 17, 2018

Seperti Hujan

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments


Banyak orang membenci hujan. Mereka bilang, hujan adalah tangisan kesedihan. Mereka bilang, hujan membawa kenangan-kenangan menyakitkan. Tapi, entah mengapa aku suka hujan. Ada rasa tenang ketika aku menghirup petricor. Entah mengapa. Dan aku akan sangat berterima kasih, setiap kali hujan turun dan membawa semua kenangan masa lalu kembali dalam ingatanku. Karena hanya disaat hujan turunlah, aku bisa menemukan kembali bait tentangmu saat menyelam dalam lautan kenangan itu.

Bagiku, kamu itu seperti hujan, hingga aku rela melepaskan payungku, demi bisa berjalan bersamamu. Bagiku kamu itu seperti hujan, dingin namun mampu membuatku nyaman hingga membuatku terlelap untuk sepersekian detik waktu. Bagiku, kamu itu seperti hujan, jatuh berkali-kali dihatiku dan aku tidak bisa menghindarinya lagi. 

Namun kamu tahu, tidak ada hujan saat ini. Ketika penaku menulis tentang hujan, disini sama sekali sedang tidak hujan. Langit pagi ini sangat cerah. Matahari sama setianya seperti biasanya memberikan kehangatan pada setiap orang yang membutuhkannya. Berbeda dengan hujan, yang kata orang hanya dapat memberikan kedinginan dan kesedihan. Mereka mungkin lupa, bahwa ketika hujan turun dan dingin merasuk tubuh, disitulah selimut dan secangkir kopi hangat berperan. Kamu bisa menikmati suara hujan di luar sana, duduk nyaman di kursi goyangmu, sembari berbalut selimut tebal dan menyesap secangkir kopi hangat di tanganmu. Bagiku, itu adalah bahagia sederhana yang ku dapat di saat hujan.

Hujan mengajarkan banyak hal padaku. Tentang keikhlasannya dan kesabaran. Kamu tahu kenapa? Karena ia tetap saja kembali seberapapun seringnya ia jatuh. Ia tidak peduli meski ia di benci. Karena ia datang bukan untuk mereka, ia datang untuk mereka yang merindu dan mencintainya. Aku juga ingin seperti itu. Aku ingin menjadi hujan. Hingga sama sepetimu, yang jatuh di hatiku, aku juga akan menghujani hatimu berkali-kali dan kamu tidak bisa menghindarinya. 

Aku suka hujan, meskipun aku tahu ia hanya sebentar. Karena di sudut gelap itu, ketika aku menyeka hujan, aku menemukanmu.Saat itulah, aku mulai mencintai hujan. Hujan adalah moment yang selalu aku tunggu. Aku akan berjalan bersama hujan hingga tidak ada satupun orang yang tahu bahwa aku menangis bahagia. Karena kamu dan hujan, adalah sebuah rindu yang ku simpan dalam kenangan saja.

Pagi ini, ketika matahari bersinar cerah. Aku menulis tentang hujan, karena aku merindukan hujan. Juga kamu, yang menghujaniku dengan rindu.

Tiga Kuadrat di 2018

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments

Untuk pertama kalinya setelah ratusan hari kulalui, aku baru bisa tidur nyenyak. Bukan karena tempat tidur di kamar hotelnya yang empuk . Tapi, lebih karena untuk pertama kalinya pula kamu hadir dengan sempurnah dalam mimpiku. 

Entah mengapa, bahkan setiap kali aku memejamkan mata, aku meminta pada Tuhan agar kamu di hadirkan dalam mimpiku. Namun, kamu hanya hadir sekilas dan pergi kemudian layaknya debu yang diterbangkan angin. Berbeda hal nya ketika aku disini. 
Di tempat dimana kita pernah menghabiskan hari bersama. Meski tidak dalam ikatan seperti kebanyakan orang biasanya. Tak masalah bagiku, karena pernah mengenal dan menghabiskan hari denganmu, itu indahku Terima kasih pernah ada dan bernafas di tempat ini bersamaku. 
Tiga kuadrat di tahun 2018. Aku menatap langit di kota ini. Dari yang berwarna jingga, hingga berubah menjadi hitam pekat seperti malam ini. Kutatap rembulan separuh dan bintang gemerlap di balik jendela kaca. Meski hanya sejenak, tapi ini membuat bahagia. Seolah hormon endorfin tengah memenuhi seluruh tubuh. 
Aneh bukan?
 Mengingat dan mengenangmu bukan membuatku menangis seperti sebelumnya. Tapi malah membuatku merasa melayang di udara. Dan hanyut dalam euforia masa lalu. 
Aneh bukan? 
Karena nyatanya bahkan hingga detik ini masih saja kamu yang berpengaruh. Tuk merubah segala susana yang tercipta di dalam hati. 
Tiga kuadrat di tahun 2018. Yang akan selalu ku ingat, Aku berada di sini. Di tempat dimana pernah ada jejak kaki kita menapaki kota ini. Di tempat dimana untuk pertama kalinya aku merasakan kupu-kupu berterbangan di dalam perut karena kamu. 
Pagi menjelang dan aku terbangun dengan senyuman kelegaan. Menghirup udara pagi dan mendengar burung berkicau di dedahanan pohon jalanan. Duduk diam, sementara mobil melaju pergi meninggalkan tempat ini. Meninggalkan kisahku pada tiga kuadrat di tahun 2018.

 3/3/2018 : 3.00 p.m  


Satu Dari Kosong

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments


Di saat-saat seperti inilah aku membutuhkanmu. Disaat aku berbuat salah dan menyakiti perasaan orang lain. Dan ketika kata ma’af yg telah ku ucap. Tetap tak mengurangi rasa bersalahku. Kamu..!! Yang kubutuhkan hanya kamu. Yang akan selalu berkata : “Tidak apa-apa Fa, semua baik-baik saja. Dia baik, dia pasti mengerti maksudmu”
Andai kamu tahu, bahwa kamu sgt berarti bagi seorang aku yg biasa2 saja ini, akankah kamu ttp memilih untuk pergi? Andai saja takdir mempertemukan aku lebih dulu dg mu dan bukannya kamu dengan dia, akankah cerita ini berbeda?
Bohong jika aq tidak iri. Aku iri pada takdir, yg mempertemukan dia dg mu lebih dulu. Hingga dia mendapatkan semua ketulusanmu. Aku iri, sungguh. Tapi aku berkata pada Tuhan, tdk apa meski bukan aku yg pertama. Asalkan aku akan menjdi yg terakhir bagimu. Itulah pengharapanku pada-Nya
Aku selalu menjadikanmu satu dari kosong, bukan satu dari dua, tiga dan seterusnya. Karena bagiku, kamu bukanlah pilihan di antara yg lainnya. Jujur, kamu sudah menempati satu dari kosong itu di hatiku, sejak rasa itu jatuh di kamu
Setelah kamu mengetahui pesan ini, entah melalui siapa, entah kebetulan kamu membacanya dimana. Izinkan aku bertanya satu hal padamu? Bolehkah aku tetap menunggu? Sampai saat itu tiba . Sampai seluruh ikhlasku utk melepasmu memenuhi hatiku. Jika kamu dan aku benar-benar tidak bisa menjadi kita di hadapan Tuhan

Menemukanmu

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments


Menemukanmu adalah seperti menemukan air disaat aku berenang di lautan pasir. Menemukanmu adalah seperti menemukan sirius saat aku menyelam di langit malam ketika hujan turun. Menemukanmu seperti mendayung perahu menyusuri rawa-rawa. Aku melihat teratai dan lily putih disepanjang rawa. Namun, kamu adalah kaktus yang tiba-tiba hidup disana.
Menemukanmu adalah perjalanan satu tujuan, menemukan jalan pulang satu arah tanpa harus singgah atau berbelok ke tempat lain. Menemukanmu adalah serendipity dalam hidupku yang sangat sederhana. Menemukanmu adalah nyaman begitu saja tanpa adanya resah. Menemukanmu seperti perjalan Nabi Adam mencari Siti Hawa, terpisah bertahun-tahun di bumi, hingga akhirnya bertemu kembali di Padang Arafah. Menemukanmu adalah soal keyakinan akan janji Tuhan yang pasti.
Dan barangkali, menemukanmu munkin adalah jawaban atas keikhlasan hati akan semua takdir Tuhan yang penuh misteri.
Pasuruan
9 Juli 2018

Hilang

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments



Ketika dia menghilang, kamu ragu-ragu mencarinya. Kamu urungkan niatmu untuk berjalan di lorong itu. Lorong panjang tempatmu biasa berjalan beriringan dengannya.  Lorong yang pernah menjadi saksi tawa bahagia dan tangis sedihmu bersamanya. Kamu ragu untuk sekedar bertanya pada orang-orang tentang keberadaannya saat ini.
Dan akhirnya kamu memilih diam. Menghentikan inginmu untuk mengetahui dimana dirinya saat ini. Kamu menghentikan jalanmu menyusuri lorong itu sendiri. Kamu menghentikan ketikan tanganmu untuk mencari namanya pada mesin pencari. Membunuh paksa kerinduan untuk melihat seperti apa dirinya kini. Kamu perlahan yakin bahwa tidak mencari tahu adalah pilihan yang tepat. Walau sebenarnya kamu tak yakin bahwa dengan berhenti mencari tahu maka kerinduanmu padanya juga akan pudar dan hilang.
Tapi satu hal yang kamu yakin benar, kisah kalian harus dihentikan. Biar rindu itu tersimpan dalam kenangan. Biar rindu itu terhapuskan oleh waktu hingga benar-benar menghilang. Dan kamu bisa memulai cerita baru, dengan dia yang dipilihkan Tuhan untukmu. Entah siapapun itu.
Pasuruan
9 Juli 

Berharap Menemukanmu

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments




Kamu tahu apa alasan saya memilih untuk menunggu?
“Sempurnah….??”
Bukan, bukan karena memilih yang sempurna, karena sesungguhnya hanya Allahlah pemilik segala kesempurnaan itu
“Kaya….??”
Bukan, jelas bukan.
Kamu tahu sendiri bahwa saya bukanlah tipe orang yg suka bergantung. Dan karena itulah saya tdk ingin menggantungkan pada sesuatu yg hanya merupakan titipan dari Allah itu, yg dimana dengan mudahnya dapat di tarik kembali nikmat itu ketika penerimanya tidak amanah.
“Sukses…??”
Tidak, tentu tidak. Apakah tiap-tiap orang benar-benar tau apa arti sukses itu sendiri? Sukses menurut seseorang, tidak sama dengan orang lainnya. Sukses menurut “Bob Sadino” adalah ketika ia mengharapkan besok makan, dan ia dapat makan, maka itulah sukses baginya.
Tapi, apakah sama bagimu? Tidak. Tentu tidak bukan? Karenanya tentunya kamu tahu bahwa bukan itu yang saya butuh.
Saya hanya butuh menemukan seseorang yg dengan segenap hatinya bersedia bersama saya melewati segala yang ada baik itu senang, sedih, suka, duka. Segala macam rasa itu. Seseorang yg akan tahan dengan segala sifat-sifat buruk saya dan sanggup menerima apa adanya diri saya. Seseorang yang dengan terang-terangan mau membimbing saya, menunjukkan jalan yg benar ketika arah saya salah, seseorang yg tidak segan-segan memarahi saya jika saya memang melakukan kesalahan.
Itulah yang saya ingin. Bukan seseorang yg selalu membaik-baikkan dan membela saya, tanpa berani memarahi saya jika saya benar2 berbuat salah. Dan seseorang yang tentunya akan setia bersama saya, melangkah beriringan dengan saya untuk menggapai ridho dari-Nya. Dan dari semua hal itu, kamu tahu siapa dia?
Kamu.
Tentu kamu pernah melewati salah satu hal itu. Kamulah yang saya butuhkan. Itulah mengapa saya memilih menunggu. Tapi, jika suatu hari nanti ketika Tuhan memantapkan hati saya untuk melepasmu, maka saya akan melakukannya dengan seluruh ikhlas yg ada dalam diri saya. Karena saya percaya bahwa yang benar-benar tahu yang kita butuhkan hanyalah. Dia bukan? Dia sang pemilik hati sesungguhnya. Memberi apa yang kita butuhkan dan bukan yg kita inginkan. 
Bukankah begitu?
# Beraharap Menemukanmu

Rindu Itu Berat ?

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments



Rindu itu berat?
Tentu!!! Kamu tahu hal yg paling berat itu apa? Kata orang itu rindu, Ya, aku percaya. Itu berat sungguh
Saking beratnya kadang aku berpikir untuk mencari kontakmu lagi dg bertanya ke bbrp teman. Saking beratnya kadang aku berpikir untuk stalking setiap medsos mu agar aku tahu kabarmu. Saking beratnya kadang aku pun ingin terbang ke ibu kota sana dan mencarimu di antara keramaian
Tapi, aku mengurungkannya
Aku mengurungkannya setiap kali tanganku gemetar hendak mengetikkan namamu di mesin pencari. Aku mengurungkannya utk mencari tahu tentangmu dr teman2 ketika gelisah akan keadaanmu yg baik2 saja atau tidak.
Kamu tahu kenapa?
Jangan berpikir bahwa aku sudah lupa akan mu, sudah ingin menghapusmu..Tidak…!!! Tentu saja tidak.
Aku hanya ingin mencintaimu dg cara yg benar. Dengan lebih memilih menjauh dan beriktiar memperbaiki diri. Alih2 mencari tahu ttg mu. Aku lebih memilih menunggu dalam diam. Diam-diam menyebutmu dalam do’a. Meminta Tuhan untuk menjagamu & menyampaikan pesanku padamu disepertiga malam. Agar pupus rasa gelisah juga rindu yg memberatkan itu.
Aku menaruh percaya yg sangat besar. Pada Ia sang pemilik hati juga sang pembentuk takdir. Janji-Nya adalah satu ketetapan yang pasti Jika memang kamu untukku kita akan dipersatukan nantinya dalam ikatan halal-Nya.
Namun jikapun bukan, maka biarlah perasaan yang pernah ada itu, dihapuskan dariku. Hingga aku bisa membersihkan tempat itu, dan menyediakan bagi seseorang yang baru. Yang akan memberiku cinta yang sempurnah dengan izin dan ridho dari-Nya.

3 Menit Per 90 Hari

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments





Yang ku ingat dari menjaga warung atau toko adalah ketika saat itu. Saat kamu yang mengenakan kemeja lengan pendek kotak berwarna biru, tiba-tiba berdiri tepat di depan toko. Membeli beberapa makanan kecil dan hendak membayarnya. Namun, aku hanya diam, saking terkejutnya melihatmu tiba-tiba. Dan kamu hanya memperhatikan dengan mata empatmu dan kemudian senyum kecilmu memancar ketika melihat tingkahku yang tiba-tiba gagu dan aneh..
Mungkin saat itu kamu berpikir “dari mana gadis aneh ini berasal”?
Karena kamu pasti berpikir bahwa itu adalah pertemuan pertamamu denganku. Tapi, aku mengingat setiap detailnya, detail pertemuan pertama kita. Bukan saat itu, tapi beberapa saat yang jauh sebelum itu.. kita pernah bertem. Sebuah pertemuan sederhana, yang kemudian mengantarkan kita pada pertemuan-pertemuan berikutnya yang terkesan sederhana pula
Sejak saat itu, kamu tahu?
Aku selalu menanti kapan hari libur itu tiba. Saat itu masih ada libur tiga bulan, hingga aku bisa menghabiskan seluruh liburanku di sana meskipun aku tahu dari jangka waktu tiga bulan itu kemungkinan untuk bertemu denganmu hanya 3 menit per 90 hari. Aneh bukan, dalam 3 bulan hanya dihapuskan oleh 180 detik saja, tapi itu sudah bisa menghapuskan segala asa dan perasaan yang entah apa, yang tak pernah ku tahu namanya saat itu…
Rindu? Ya sebut saja dengan istilah itu…
Karena kini aku tengah mengerti dan aku adalah yang paling tahu bagaimana rasanya itu. Kadang jika bisa meminta hal apa saja, aku akan meminta untuk kembali. Kembali ke saat itu, saat dimana semua belum terasa sulit dan rumit seperti sekarang ini
Tapi, tetap saja tidak mungkin dan tidak bisa bukan??
Terkadang lebih dari apapun, yang kuingin bukanlah balasan dari sebuah perasaan asing yang tiba-tiba merasuk dalam diriku. Tidak, tidak sekalipun aku berharap itu akan berbalas.
Aku hanya ingin semua tetap sama dan tidak berubah. Ada kamu, ada dia, ada mereka dan juga yang lainnya Itu saja. Namun, seiring waktu bergulir semua berjalan, berjalan meninggalkan. Sama sepertiku yang meninggalkanmu saat itu.
Bukan, bukan bermaksud meninggalkan, aku hanya kembali, kembali pada kehidupanku. Karenanya aku meninggalkan kampung halaman itu. Dan ketika aku kembali. Semua berubah, tidak lagi sama, begitu juga dengan kamu. Pohon mangga di pekarangan rumahmu masih ada. Keramik hijau yang menjadi background dinding rumahmu juga masih sama. 

Tapi, tidak dengan kamu…
Aku tidak pernah melihatmu lagi, bahkan sekalipun aku menunggu di beranda rumah nenekku seperti kebiasaan kecilku dulu. Kamu tidak ada, kamu tidak lagi berjalan ke surau melewati halaman rumah itu. Kamu berjalan ke arah yang lain bersama dengan dia. Seorang wanita istimewa yang ku dengar dari orang-orang menjadi pendamping hidupmu.
Terima kasih, karena telah menemukan wanita yang seperti itu. Aku tak perlu bertemu dengannya untuk tahu bahwa ia adalah yang terbaik. Karena sejak kamu menghalalkannya untuk mendampingimu. Maka aku percaya bahwa dia memang wanita yang hebat untukmu, untuk agamamu dan kehidupanmu kelak di akhirat nanti.
Terima kasih, sudah berbahagia
Pahlawan kecilku,,,
😊😊😊😊😊
 ~End~

Permintaan Konyol

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments





Ada hal yg hingga detik ini masih saja tak dapat ku temukan alasannya. Sungguh ini bukan karena aku masih menaruh harap, karena aku sudah tahu dengan pasti bahwa tak ada yg bisa ku mintai pengharapan kecuali sang pemilik diri kita yg sebenarnya. Ini hanya tentang saat itu, tentang permintaan konyol yang kamu ajukan.
Kala itu kamu menatapku lekat dan tersenyum simpul. Kemudian kamu mengutarakan permintaan konyolmu itu, yg tentu saja membuat mataku seolah ingin keluar karena tidak percaya dengan apa yang kamu ucapkan dalam permintaanmu itu.
“Benci aku….!” ucapmu kala itu.
Aku hanya terdiam tak bergeming sedikitpun dari tempat dudukku. Aku terkejut bukan main dg permintaanmu, hingga aku sampai tak bisa berkata-kata. Di dunia ini, banyak orang berusaha untuk disukai oleh orang lain. Bahkan banyak pula yg melakukan segala cara agar dirinya menjadi disukai, dan tidak di benci oleh orang lain.
Tapi kamu? Ya, kamu.
Hanya kamu seorang yg melemparkan sebuah permintaan konyolmu padaku, dimana itu memintaku untuk membencimu.
Kenapa?

Berulang kali aku mencoba untuk mencari jawabannya, namun yg kutemukan hanyalah jalan buntu. Kamu aneh, pikirku kala itu. Entah apa yg sebenarnya tersimpan dalam hatimu. Sekalipun ku cari berkali-kali aku masih tak mengerti.
Hingga akhirnya aku berpasrah pada sebuah pepatah : “Dalamnya hati seseorang, siapa yang tahu.” Kini aku menjadi tahu, bahwa tidak semua hal yg terjadi membutuhkan sebuah alasan atau penjelasan.
Termasuk permintaan konyolmu itu.
Biarlah alasan. & penjelasan itu hanya tersimpan dalam hatimu saja, aku tak apa meski tak mengetahui maksudnya. Karena pada akhirnya, ada atau tidaknya alasan itu, baik kamu dan aku, kita telah menempuh jalan yg berbeda.
Kamu ke kanan, aku ke kiri. Kamu ke utara dan aku ke selatan. Begitulah kita.
@PermintaanKonyol,8/2/2018

Perbedaan

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments



Siapa bilang dua orang yang sangat berbeda tidak bisa bersatu? Kamu tahu, bahwa nyatanya kamu hanya mencoba untuk menyembunyikan ketakutanmu lewat kondisi itu. Kamu takut menghadapi sesuatu yang baru. Kamu takut jika kenyataan yang kamu hadapi nantinya, tidak sesuai dengan harapanmu. Kamu mengecilkan dirimu sendiri, dengan mendengarkan semua perkataan mereka. Tentang dia yang tidak cocok untukmu, atau tentang kamu yang tidak pantas untuknya. Dan kamu membenarkan semua spekulasi-spekulasi mereka lainnya tentang dirimu dan dirinya.
Kamu lupa bahwa bukan mereka yang akan menjalani kehidupan itu. Bahwa bukan pula mereka penentu bahagia atau tidaknya kehidupanmu. Tidakkah kamu tahu bahwa sebuah puzzle tak akan terlihat indah jika ada bagian yang hilang? Tak akan menyatu jika bagian yang satu sama dengan bagian yang lainnya. Karena itulah, perbedaan menjadi wajar dalam sebuah hubungan. Kamu yang pendiam, dia yang cerewet, kamu yang pemarah, dia yang penenang, kamu yang kekanakan dan dia yang bersikap dewasa.
Berhentilah menatapnya seolah ia adalah permata di kotak kaca yang tidak akan pernah bisa kamu gapai. Berhentilah berpikir bahwa ketika ia berada sisimu kamu takut akan menggoresnya dan menjadikannya tidak berharga lagi. Terimalah ketika ia datang dengan segala kesungguhannya. Karena seberapa keras pun kamu menghindar, jika Tuhan sudah mengatakan ia untukmu, maka jadilah seperti itu. Jadi, berhentilah memandang dirimu sendiri rendah dan tidak pantas untuk bersanding dengannya.
Ingatlah, Ia sempurna hanya karena Tuhan menciptakan kamu untuk melengkapi segala kekurangannya. Begitu pula dengan kamu.
So, janganlah lagi selalu memandang perbedaan ibarat api dalam sekam. Lihatlah pelangi, ia indah karena adanya perbedaan warna pembentuknya. Kamu dan dia juga seperti itu, indah dengan semua perbedaan yang ada.
Pasuruan
7 Juli 2018

Tidak Semua Yang Terlihat, Adalah Kebenarannya

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments




Tidak ada seseorang yg tidak memendam rasa iri kepada orang lain. Pastilah selalu ada meski itu hanya secuil saja. Sama halnya dg saya, karena saya juga hanyalah manusia biasa. Terkadang, ada rasa iri dalam benak saya ketika melihat orang seumuran saya, tertawa tanpa beban. Mereka tidak harus memikirkan esok akan makan apa, cukupkah penghasilan utk sebulan, bisakah memenuhi semua kebutuhan keluarga. Hal-hal yang seperti itu. Mereka tidak akan memikirkan, hanya bebas menikmati masa muda mereka tanpa beban. Karenanya, itu membuat iri bagi sebagian orang, begitu pula dengan saya.

Tapi, terkadang kita juga lupa akan satu hal. Bahwa apa yg tampak oleh mata, tidak selalu itu adalah nyatanya. Ada banyak hal yang tersembunyi, yg hanya di ketahui oleh diri mereka sendiri dan bukan orang lain. Itulah mengapa di katakan bahwa dalamnya sebuah hati seseorang tidak akan ada yg tahu.

Kita tak akan bisa menghindar dari sebuah rasa yg seperti itu. Namun, bukan tidak mungkin untuk meminimalkannya kan? Kita hanya perlu menaruh percaya pada Tuhan, bahwa ketika bahagia orang lain datang namun tidak dg kita. Itu berarti bahwa ini adalah saat baginya dan masih belum waktunya bagi kita. Suatu hari nanti Tuhan akan memberi bahagia pula sesuai dengan apa yg telah kita butuhkan. Karenanya, tak perlulah lagi kita hrs merasa iri hati kepada orang lain...

Kita hanya perlu memupuk sabar lebih dalam dan ikhlas lebih luas. Tetaplah pegang percayamu sampai akhir, bahwa janji Allah adalah satu ketetapan yang pasti.

@kamupastibahagia,jikatidaksekarangpastilahsuatuharinanti


"Kesabaran itu tidak ada batasnya. Jika masih terdapat batasnya maka itu bukanlah kesabaran". Ingat saja Allah berkata dua kali dalah surat Al-Insyirah (94: 5-6) "Fa-inna ma'al usri yusran. Inna ma'al usri yusron". Karena sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Cerita Singkat di Siang Hari

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments




Siang ini, aku terbaring dalam tidurku tuk melepas lelahku. Dan kemudian, bunga tidur pun menghampiriku. Dalam mimpiku itu, aku tengah menghabiskan waktuku seperti ketika aku kecil dulu. Berkunjung ke kampung halamanku bersama ayah dan ibuku. Aku melihat sebuah rumah yg telah ku kenal itu, tapi tidak ada dia yg biasanya berdiri disana dengan senyumannya.

Dengan tiba-tiba kakiku melangkah berjalan menapaki jalan-jalan setapak itu. Hingga akhirnya aku tiba di suatu tempat yang aku tak tahu apa itu namanya. Aku tak menghafal jalanan-jalanan itu, meski belasan tahun ku habiskan waktuku di tempat itu. Aku tetap berjalan dan berusaha untuk mencari tempat kembali. Namun, tak ku temukan juga hingga aku merubah jalanku menjadi setengah berlari.

Aku kemudian menemukan jalanan buntu. Sebuah jalan di lorong kecil yang tak bisa ku lewati. Kemudian di sana aku melihatmu tengah asyik bercengkerama dengan para pelangganmu di sebuah warung kecil yang menutup jalan sempit itu.

Aku tak mengenalmu awalnya, namun aku tiba-tiba saja menangis dan memintamu untuk membantuku kembali. Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk kembali karna aku tak membawa apapun dalam tas kecil yang bertengger di bahuku. Hingga kemudian, kamu pun menawarkan hp mu untuk membantuku menghubungi ayah dan ibuku. Aku tak ingat berapa nomor mereka, yang ku ingat hanyalah nomorku sendiri. Dan kemudian kamu pun berusaha untuk menghubungi nomor itu. Tapi, ternyata tak berhasil krn hp nya rusak seketika.

Harapku untuk kembali pun sirnah kemudian. Namun, beberapa menit berikutnya aku di kejutkan oleh kedua orangtuaku yg tiba-tiba muncul entah darimana. Ketika aku menatapmu untuk mencari jawaban, kamu hanya tersenyum simpul dan mengedikkan bahumu. Seolah itu memang keajaiban dan kamu tak melakukan apapun untuk itu. Namun aku tahu, tidak ada satu hal pun yang tidak bisa kau lakukan untukku.

Mimpi siang ini, sungguh membuatku berpikir bahwa meskipun itu hanyalah bunga tidur ada beberapa hal yang terasa sangat nyata. Tentang dia yang tak pernah bisa ku temui lagi hingga kini, dan tentang kamu yang tiba-tiba hadir dan tidaklagi membiarkanku kembali berjalan ke masa lalu. Tentang mimpi di siang hari ini. Ada hal yg juga tidak nyata kutemukan dalam mimpi itu. Perihal tentang aku dan kamu yang kemudian menjadi kita bersama dengan keluarga kita di dalam momen foto bersama itu.


Akan tetapi, aku membenarkan satu hal yg pasti dalam mimpi itu. Bahwa siapapun kamu, entah itu pemilik sebuah warung kecil layaknya dalam mimpi itu, aku tetap memilih kamu sebagai seseorang yang berdiri tepat di sampingku, menenangkanku dan menghapus semua luka di hatiku.

Karena kamu adalah penawar bagi setiap racun kesedihan di hidupku. Karena kamu, adalah orang yang menghapus semua kenangan burukku. Karena kamu, Ya karena kamu...makanya aku memilihmu. Karena kamu,,,Just only you. Now and forever.

The End







I Want To Stop It

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments



 Ada saat dimana seseorang sudah mencapai batasnya. Dimana jika dipaksakan lagi, ia tak akan mampu lagi bertahan. Sama halnya dg mesin, jika ia sudah mencapai batas yg optimal ia tak akan mampu lagi lebih dari itu. Dan jika di paksakan, ia akan rusak secara perlahan.


Bagaikan layang-layang putus yg diterpa angin. Begitu kokoh dan kuatnya tekad yg saya tanamkan pada diri saya, pada akhirnya saya juga goyah jika angin menerpa begitu kencangnya berhari-hari. Entah bagaimana, saya sudah sampai pada batas saya. Ketika saya sudah berusaha sekuat tenaga namun tak ada hasil mengiringi, pada akhirnya saya pun akan menyerah

Bukankah manusia memang seperti itu?





Mengapa Menjadi Penulis?

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments





Menulis, mengapa menjadi penulis? Banyak orang yg bertanya kemudian tentang apa yang menjadi alasannya. Kenapa menjadi penulis? Apa karena kamu bisa menjadi Tuhan dalam cerita yg kamu buat, hingga dapat mencipta awal dan akhir seperti yang kamu mau?


Bukan, bukan karena itu,


Karena walau bagaimanamun, tidak akan ada satu ceritapun yg lebih indah selain skenario hidup yg Tuhan tuliskan. Lantas apa yg menjadi alasannya? Apa karena ingin terkenal? Punya banyak uang dan penggemar dimana-mana? Tidak, tentu saja hal itu juga tidak.



Bagi saya, di baca atau tidak tulisan yg saya buat, saya tidak pernah memikirkannya. Yang saya lakukan hanyalah menulis, menulis dan menulis. Karena dengan menulis bagi saya adalah endorpin. Yang mampu mencipta bahagia dalam diri saya setiap kali saya melakukannya.

Suatu ketika kamu pun pernah bertanya, apakah semua tulisan saya berkisah tentang kehidupan pribadi saya? Tidak, tentu saja tidak. Tidak semua kisah yg di tulis oleh seorang penulis adalah kisah hidupnya. Banyak hal yg dapat menjadi topik dalam sebuah tulisan, dan tentu saja itu tdk hanya fokus pada kehidupan satu orang saja.

Tapi, satu hal yang pasti.

Dalam setiap tulisan saya, jika kamu benar-benar mengenal saya, maka kamu akan dapat menemukan beberapa potongan puzzle yg bila kamu satukan maka kamu akan menemukan saya di dalamnya meski tidak secara seluruh. Dan tidak hanya itu, kamu pun akan menemukan sebuah simpul disana, yg akan mengurai semua perasaan saya yg selama ini tidak kamu tahu.

Hebat bukan, ya begitulah hebatnya sebuah tulisan. Dimana kamu bisa berbagi sudut pandangmu dengan orang lain. Kamu juga dapat bersembunyi di dalamnya tanpa ada seseorang yg tahu kecuali dia benar-benar mau mengerti dan memahamimu 😉




Pilihan Hati

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018 0 comments





Ada banyak pilihan bagi seseorang dalam mengatasi satu perasaan aneh yg tiba-tiba muncul dalam dirinya. Ada yang bahagia, tersenyum setiap saat karenanya. Dan ada pula yang tergugu dalam tangisnya karena perasaan yang melandanya itu. Ada orang yang terang-terangan mengungkapkan perasaan cintanya itu dan menjalin hubungan dg orang yg dicintainya. Namun, ada pula yang tetap berdiam diri, menyinpan rasa cintanya jauh di dasar hati, dan menaruh harap pada Tuhan bahwa dia dapat menghadapi perasaan yg masih asing dalam dirinya itu.

Kamu tahu, berapa banyak orang yang melakukan pilihan kedua dalam peristiwa itu? Ya, tidak banyak dan bahkan mungkin hanya segelintir orang saja. Kamu tahu kenapa? Karena mereka menganggap bahwa pilihan jawaban kedua itu tidak rasional dan terkesan aneh. Itulah penghakiman yg akan diberikan oleh orang-orang yg berpegang teguh pada pilihan jawaban yg pertama. Mereka hanya menghakimi tanpa pernah tahu apa alasan seseorang menjadikan pilihan kedua sebagai pilihan jawaban hatinya itu.

Dikucilkan, dibilang aneh, dibilang kolot atau bahkan ketinggalan zaman dan yang lebih tragis lagi dibilang munafik. Itulah yang didapatkan oleh seseorang yg lebih memilih pada pilihan kedua itu. Tapi, kamu tahu mengapa mereka tetap memegang teguh pilihan kedua itu, kendati dia selalu di bilang aneh? Karena ia percaya, ia menaruh percaya yang tak terbatas pada Tuhan. 

Bahwa dirinya telah melakukan hal yg benar dan Tuhan pun akan memenuhi janji-Nya terhadapnya Sulit memang bagi pemilih pilihan kedua itu. Tapi, itulah prinsip yang dipegang oleh pemilih pilihan kedua. Dan prinsip itu tak akan pernah luntur walaupun seluruh dunia memandangnya aneh. Karena sejatinya, mendekati Tuhan dan berdiam diri divtempatnya yang suci adalah cara yg tepat dalam menghadapi perasaan aneh yg tiba-tiba menghampiri itu. Dengan begitu, tak perlulah lagi ia merasa resah dan pilu karenanya, sebab Tuhan akan tetap mengembalikan dia pada pemilik hati yg sesungguhnya sebagaimana apa yg Tuhan tulis dalam suratan takdir.




 

Kisara's Diary Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang