Tidak ada
seseorang yg tidak memendam rasa iri kepada orang lain. Pastilah selalu ada meski itu hanya secuil saja. Sama halnya dg saya, karena saya juga hanyalah
manusia biasa. Terkadang, ada rasa iri dalam benak saya ketika
melihat orang seumuran saya, tertawa tanpa beban. Mereka tidak harus memikirkan esok akan makan
apa, cukupkah penghasilan utk sebulan, bisakah memenuhi semua kebutuhan
keluarga. Hal-hal yang seperti itu. Mereka tidak akan memikirkan, hanya bebas menikmati
masa muda mereka tanpa beban. Karenanya, itu membuat iri bagi sebagian orang,
begitu pula dengan saya.
Tapi, terkadang kita juga lupa akan satu hal. Bahwa apa yg tampak oleh mata, tidak selalu itu
adalah nyatanya. Ada banyak hal yang tersembunyi, yg hanya di
ketahui oleh diri mereka sendiri dan bukan orang lain. Itulah mengapa di katakan bahwa dalamnya sebuah
hati seseorang tidak akan ada yg tahu.
Kita tak akan bisa menghindar dari sebuah rasa yg
seperti itu. Namun, bukan tidak mungkin untuk meminimalkannya
kan? Kita hanya perlu menaruh percaya pada Tuhan,
bahwa ketika bahagia orang lain datang namun tidak dg kita. Itu berarti bahwa ini adalah saat baginya dan
masih belum waktunya bagi kita. Suatu hari nanti Tuhan akan memberi bahagia pula
sesuai dengan apa yg telah kita butuhkan. Karenanya, tak perlulah lagi kita hrs merasa iri
hati kepada orang lain...
Kita hanya perlu memupuk sabar lebih dalam dan
ikhlas lebih luas. Tetaplah pegang percayamu sampai akhir, bahwa
janji Allah adalah satu ketetapan yang pasti.
@kamupastibahagia,jikatidaksekarangpastilahsuatuharinanti
"Kesabaran
itu tidak ada batasnya. Jika masih terdapat batasnya maka itu bukanlah
kesabaran". Ingat saja Allah berkata dua kali dalah surat
Al-Insyirah (94: 5-6) "Fa-inna ma'al usri yusran. Inna ma'al usri
yusron". Karena sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
0 comments:
Post a Comment