Di saat-saat seperti inilah aku membutuhkanmu. Disaat aku berbuat salah dan menyakiti perasaan orang lain. Dan ketika kata ma’af yg telah ku ucap. Tetap tak mengurangi rasa bersalahku. Kamu..!! Yang kubutuhkan hanya kamu. Yang akan selalu berkata : “Tidak apa-apa Fa, semua baik-baik saja. Dia baik, dia pasti mengerti maksudmu”
Andai kamu tahu, bahwa kamu sgt berarti bagi seorang aku yg biasa2 saja ini, akankah kamu ttp memilih untuk pergi? Andai saja takdir mempertemukan aku lebih dulu dg mu dan bukannya kamu dengan dia, akankah cerita ini berbeda?
Bohong jika aq tidak iri. Aku iri pada takdir, yg mempertemukan dia dg mu lebih dulu. Hingga dia mendapatkan semua ketulusanmu. Aku iri, sungguh. Tapi aku berkata pada Tuhan, tdk apa meski bukan aku yg pertama. Asalkan aku akan menjdi yg terakhir bagimu. Itulah pengharapanku pada-Nya
Aku selalu menjadikanmu satu dari kosong, bukan satu dari dua, tiga dan seterusnya. Karena bagiku, kamu bukanlah pilihan di antara yg lainnya. Jujur, kamu sudah menempati satu dari kosong itu di hatiku, sejak rasa itu jatuh di kamu
Setelah kamu mengetahui pesan ini, entah melalui siapa, entah kebetulan kamu membacanya dimana. Izinkan aku bertanya satu hal padamu? Bolehkah aku tetap menunggu? Sampai saat itu tiba . Sampai seluruh ikhlasku utk melepasmu memenuhi hatiku. Jika kamu dan aku benar-benar tidak bisa menjadi kita di hadapan Tuhan
0 comments:
Post a Comment