Untuk pertama kalinya setelah ratusan hari
kulalui, aku baru bisa tidur nyenyak. Bukan karena
tempat tidur di kamar hotelnya yang empuk . Tapi, lebih karena
untuk pertama kalinya pula kamu hadir dengan sempurnah dalam mimpiku.
Entah mengapa,
bahkan setiap kali aku memejamkan mata, aku meminta pada Tuhan agar kamu di
hadirkan dalam mimpiku. Namun, kamu hanya
hadir sekilas dan pergi kemudian layaknya debu yang diterbangkan angin. Berbeda hal nya
ketika aku disini.
Di tempat dimana
kita pernah menghabiskan hari bersama. Meski tidak dalam
ikatan seperti kebanyakan orang biasanya. Tak masalah
bagiku, karena pernah mengenal dan menghabiskan hari denganmu, itu indahku
Terima kasih pernah ada dan bernafas di tempat ini bersamaku.
Tiga kuadrat di
tahun 2018. Aku menatap
langit di kota ini. Dari yang berwarna
jingga, hingga berubah menjadi hitam pekat seperti malam ini. Kutatap rembulan
separuh dan bintang gemerlap di balik jendela kaca. Meski hanya
sejenak, tapi ini membuat bahagia. Seolah hormon
endorfin tengah memenuhi seluruh tubuh.
Aneh bukan?
Mengingat
dan mengenangmu bukan membuatku menangis seperti sebelumnya. Tapi malah
membuatku merasa melayang di udara. Dan hanyut dalam
euforia masa lalu.
Aneh bukan?
Karena nyatanya
bahkan hingga detik ini masih saja kamu yang berpengaruh. Tuk merubah segala
susana yang tercipta di dalam hati.
Tiga kuadrat di
tahun 2018. Yang akan selalu
ku ingat, Aku berada di
sini. Di tempat dimana
pernah ada jejak kaki kita menapaki kota ini. Di tempat dimana
untuk pertama kalinya aku merasakan kupu-kupu berterbangan di dalam perut
karena kamu.
Pagi menjelang dan
aku terbangun dengan senyuman kelegaan. Menghirup udara
pagi dan mendengar burung berkicau di dedahanan pohon jalanan. Duduk diam,
sementara mobil melaju pergi meninggalkan tempat ini. Meninggalkan
kisahku pada tiga kuadrat di tahun 2018.
3/3/2018 :
3.00 p.m
0 comments:
Post a Comment