Aku rindu, dan tak ada yang bisa ku perbuat untuk itu
Aku teringat sebuah keputusan sulit yang harus ku pilih dulu. Apakah benar untuk menghapus semua kontak denganmu ? Ataukah pilihan itu salah? Karena di saat-saat seperti sekarang ini, aku tidak tahu harus kepada siapa rindu ini ku utarakan.
Bukan karena aku takut hatiku kembali perih ketika aku melihatmu bahagia bersama dengan nya. Bukan karena aku takut kalau aku kalah, karena nyatanya tanpa menghapusmu pun aku sudah sadar bahwa aku memang kalah bahkan sebelum aku berjuang. Tapi, keputusan itu ku pilih karena itulah pilihan terbaik yang ada saat itu.
Aku takut, jika tidak ku pilih keputusan itu, aku masih saja menaruh harap kepadamu.
Meretas resah dengan asumsi-asumsi bahwa suatu hari nanti kamu juga menatapku sama seperti ketika aku menatapmu. Meretas pilu dengan harap bahwa semua pilu dan sedihku suatu saat akan berakhir hanya dengan aku mendengar suaramu. Meretas rindu dengan angan-angan bahwa kamu akan berada tepat di hadapanku ketika aku membuka mata.
Hingga, aku akhirnya sadar bahwa kamu tidak pernah membalas perasaanku. Kamu tidak pernah menatapku sama seperti aku menatapmu. Kamu tidak pernah ada ketika pilu itu melanda. Dan kamu tidak ada ketika aku benar-benar merindukanmu dengan sangat kesakitan seperti sekarang ini.
Aku juga sadar, bahwa nyatanya selama ini aku hidup dalam mimpi yang aku karang sendiri. Aku hidup dalam angan yang kurangkai dengan asumsi-asumsiku sendiri.
Dan akhirnya aku sadar, bahwa aku tak boleh menaruh harap lagi kepadamu. Bahkan bayangku sendiri pada akhirnya. akan meninggalkanku dalam kegelapan. Lantas bagaimana mungkin aku menaruh harap padamu?
Kamu hanyalah ilusi yang tak akan pernah menyentuh nyata.
#Ilusi
#esp
Pasuruan, 10 Oktober 2019
Pasuruan, 10 Oktober 2019