Thursday, October 3, 2019

Sebatas Kata



Sampai sekarang masih selalu kamu yang ada di pikiranku. Pernahkah aku ada di pikiranmu walau hanya selintas saja? 

Andai melupakan bisa semudah ketika jatuh cinta, mungkin aku tak perlu bersujud di sepertiga malam hanya untuk meminta Tuhan menghapusmu dalam pikirku. Dan aku tak perlu meneteskan air mataku lagi tiap kali kenangan akan kamu berlarian dalam ingatanku.

Kamu mengetuk pintu kamar itu, dimana aku terbaring di sana menunggu kamu menepati janji unruk menjemputku setelah menunaikan kewajibanmu pada Tuhan. Setetes air mataku meluruh jatuh.

Kamu berada satu langkah di depanku, dan aku berdiri di belakangmu, mengikuti gerakan sholatmu dari takbiratul ikhram hinggga salam. Perlahan air mataku berubah menjadi hujan-hujan kecil.

Kamu menyuruhku masuk rumah kosan setiap kali selesai mengantarku pulang. Dan aku lebih memilih diam di tempat, hingga melihat punggungmu yang berjalan semakin jauh dari tempatku berpijak. Air mataku berubah tak terkendali.

Aku menekan dadaku berulang kali. Ku tepuk-tepuk ia, tempat dimana jantungku bersarang agar rasa sesak itu hilang. Namun, bukannya pergi ia malah semakin menyesakkan ketika sepenggal kisah-kisah sederhana lainnya tentang aku dan kamu kembali terulang dalam ingatan bak film yang di putar ulang.

Aku hanya bisa meneteskan air mata. Bukan untuk kepergianmu yang tak kembali lagi. Bukan pula untuk perasaanku yang tak pernah mendapatkan balasanmu. Tapi lebih kepada, ah..kenangan indah itu kapan bisa terulang lagi??

Percayakah kamu, jika saya berkata bahwa selama 26 tahun hidup saya, saya hanya bisa membuka diri pada satu lelaki saja...? Ya, kamu. Kamulah lelaki itu. Jujur, kamu memang bukanlah lelaki pertama yang mampu membuatku jatuh hati. Tapi, kamulah satu-satunya yang sangat berarti. Yang mampu membuatku berani membuka diri. Yang membuatku enggan untuk mencintai lagi. Selain kamu.

Tapi, pernahkah aku datang selintas dalam pikirmu?
Tidak(eh?!) (!!!)Pasti kamu akan menjawabnya seperti itu bukan? Tidak dulu, sekarang atau mungkin di masa mendatang. Aku tak akan pernah menempati setitik tempat di pikiranmu, terlebih hatimu.

Untuk kamu, yang menjadikan cintaku hanya mampu sebatas kata. Tanpa pernah peduli untuk membalasnya.

@sebataskata
#esp

Pasuruan, 3 September 2019

0 comments:

Post a Comment

Thursday, October 3, 2019

Sebatas Kata

Posted by Kisara's Story at October 03, 2019


Sampai sekarang masih selalu kamu yang ada di pikiranku. Pernahkah aku ada di pikiranmu walau hanya selintas saja? 

Andai melupakan bisa semudah ketika jatuh cinta, mungkin aku tak perlu bersujud di sepertiga malam hanya untuk meminta Tuhan menghapusmu dalam pikirku. Dan aku tak perlu meneteskan air mataku lagi tiap kali kenangan akan kamu berlarian dalam ingatanku.

Kamu mengetuk pintu kamar itu, dimana aku terbaring di sana menunggu kamu menepati janji unruk menjemputku setelah menunaikan kewajibanmu pada Tuhan. Setetes air mataku meluruh jatuh.

Kamu berada satu langkah di depanku, dan aku berdiri di belakangmu, mengikuti gerakan sholatmu dari takbiratul ikhram hinggga salam. Perlahan air mataku berubah menjadi hujan-hujan kecil.

Kamu menyuruhku masuk rumah kosan setiap kali selesai mengantarku pulang. Dan aku lebih memilih diam di tempat, hingga melihat punggungmu yang berjalan semakin jauh dari tempatku berpijak. Air mataku berubah tak terkendali.

Aku menekan dadaku berulang kali. Ku tepuk-tepuk ia, tempat dimana jantungku bersarang agar rasa sesak itu hilang. Namun, bukannya pergi ia malah semakin menyesakkan ketika sepenggal kisah-kisah sederhana lainnya tentang aku dan kamu kembali terulang dalam ingatan bak film yang di putar ulang.

Aku hanya bisa meneteskan air mata. Bukan untuk kepergianmu yang tak kembali lagi. Bukan pula untuk perasaanku yang tak pernah mendapatkan balasanmu. Tapi lebih kepada, ah..kenangan indah itu kapan bisa terulang lagi??

Percayakah kamu, jika saya berkata bahwa selama 26 tahun hidup saya, saya hanya bisa membuka diri pada satu lelaki saja...? Ya, kamu. Kamulah lelaki itu. Jujur, kamu memang bukanlah lelaki pertama yang mampu membuatku jatuh hati. Tapi, kamulah satu-satunya yang sangat berarti. Yang mampu membuatku berani membuka diri. Yang membuatku enggan untuk mencintai lagi. Selain kamu.

Tapi, pernahkah aku datang selintas dalam pikirmu?
Tidak(eh?!) (!!!)Pasti kamu akan menjawabnya seperti itu bukan? Tidak dulu, sekarang atau mungkin di masa mendatang. Aku tak akan pernah menempati setitik tempat di pikiranmu, terlebih hatimu.

Untuk kamu, yang menjadikan cintaku hanya mampu sebatas kata. Tanpa pernah peduli untuk membalasnya.

@sebataskata
#esp

Pasuruan, 3 September 2019

0 comments on "Sebatas Kata"

Post a Comment

 

Kisara's Diary Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang