Kala itu kamu pernah membenci dirimu, kamu meletakkan
kepercayaan dirimu pada tingkat yang paling dasar, dan itu semua hanya karena
satu hal, yaitu karena kamu mendengarkan perkataan orang tentangmu. Aku
memintamu untuk menutup mata dan telingamu, dan jangan mendengarkan mereka.
Kamu hanya perlu percaya pada dirimu sendiri, karena di dalam sana percayalah,
percayaku untukmu juga dibangun dari sana.
Kamu mungkin bingung dan bertanya-tanya kenapa aku mengatakan hal itu padamu melalui selembar kertas putih yang lusuh, dan berpikir ribuan kali kenapa aku bisa mengetahui resahmu bukan?
Kamu mungkin bingung dan bertanya-tanya kenapa aku mengatakan hal itu padamu melalui selembar kertas putih yang lusuh, dan berpikir ribuan kali kenapa aku bisa mengetahui resahmu bukan?
Hanya ada satu jawaban untuk itu. Matamu. Aku bisa membaca
banyak hal melalui mata itu. Mata yang menyiratkan sebuah keresahan, aku sudah
hafal dengan itu. Karena sama sepertimu, aku juga pernah melaluinya jauh
sebelum aku bertemu denganmu.
"Mulai sekarang jangan dengarkan kata orang. Tutup mata
dan telinga. Abaikan saja. Bisa kan? Aku pernah berada diposisimu dan ketika
kamu mendengarkan perkataan orang semua tak akan ada habisnya dan membuat kamu
menjadi semakin tidak percaya diri dan bahkan meremehkan dirimu sendiri. Kalau
kamu tidak percaya diri, lantas bagaimana orang lain akan percaya pada
kemampuanmu? Cobalah untuk mempercayai diri sendiri dulu. Itu bukan sesuatu
yang egois tapi lebih merupakan penghargaan bagi dirimu sendiri. Selagi kamu percaya
bahwa Tuhan itu ada, maka tidak ada yang tidak mungkin. Bukankah kita sudah
membuktikannya beberapa waktu lalu? Percayalah akan selalu ada keajaiban dalam
hal-hal kecil, asal kamu tetap berdo'a dan berusaha. Dan aku yakin, kamu akan
mampu untuk memberikan yang terbaik."
Ketika esok paginya aku melihatmu, aku tahu tersirat dengan
jelas disana bahwa kamu telah membangun kembali tingkat kepercayaan dirimu dan
meletakkannya di tempatnya yang semestinya. Kamu tersenyum dan aku tahu bahwa
kamu mungkin telah membaca pesan singkatku di kertas lusuh itu. Tak ada
ucapan terima kasih memang, tapi aku juga tak memerlukan itu keluar dari
ucapmu. Karena bagiku, aku lebih memilih kamu menggunakan bibirmu untuk
menciptakan senyuman drpd dua kata itu.
0 comments:
Post a Comment