Tuesday, July 17, 2018

Pesan Terakhir





Kala itu kamu pernah membenci dirimu, kamu meletakkan kepercayaan dirimu pada tingkat yang paling dasar, dan itu semua hanya karena satu hal, yaitu karena kamu mendengarkan perkataan orang tentangmu. Aku memintamu untuk menutup mata dan telingamu, dan jangan mendengarkan mereka. Kamu hanya perlu percaya pada dirimu sendiri, karena di dalam sana percayalah, percayaku untukmu juga dibangun dari sana. 
Kamu mungkin bingung dan bertanya-tanya kenapa aku mengatakan hal itu padamu melalui selembar kertas putih yang lusuh, dan berpikir ribuan kali kenapa aku bisa mengetahui resahmu bukan?
Hanya ada satu jawaban untuk itu. Matamu. Aku bisa membaca banyak hal melalui mata itu. Mata yang menyiratkan sebuah keresahan, aku sudah hafal dengan itu. Karena sama sepertimu, aku juga pernah melaluinya jauh sebelum aku bertemu denganmu.
"Mulai sekarang jangan dengarkan kata orang. Tutup mata dan telinga. Abaikan saja. Bisa kan? Aku pernah berada diposisimu dan ketika kamu mendengarkan perkataan orang semua tak akan ada habisnya dan membuat kamu menjadi semakin tidak percaya diri dan bahkan meremehkan dirimu sendiri. Kalau kamu tidak percaya diri, lantas bagaimana orang lain akan percaya pada kemampuanmu? Cobalah untuk mempercayai diri sendiri dulu. Itu bukan sesuatu yang egois tapi lebih merupakan penghargaan bagi dirimu sendiri. Selagi kamu percaya bahwa Tuhan itu ada, maka tidak ada yang tidak mungkin. Bukankah kita sudah membuktikannya beberapa waktu lalu? Percayalah akan selalu ada keajaiban dalam hal-hal kecil, asal kamu tetap berdo'a dan berusaha. Dan aku yakin, kamu akan mampu untuk memberikan yang terbaik."
Ketika esok paginya aku melihatmu, aku tahu tersirat dengan jelas disana bahwa kamu telah membangun kembali tingkat kepercayaan dirimu dan meletakkannya di tempatnya yang semestinya. Kamu tersenyum dan aku tahu bahwa kamu mungkin telah membaca pesan singkatku di kertas lusuh itu. Tak ada ucapan terima kasih memang, tapi aku juga tak memerlukan itu keluar dari ucapmu. Karena bagiku, aku lebih memilih kamu menggunakan bibirmu untuk menciptakan senyuman drpd dua kata itu.

0 comments:

Post a Comment

Tuesday, July 17, 2018

Pesan Terakhir

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018




Kala itu kamu pernah membenci dirimu, kamu meletakkan kepercayaan dirimu pada tingkat yang paling dasar, dan itu semua hanya karena satu hal, yaitu karena kamu mendengarkan perkataan orang tentangmu. Aku memintamu untuk menutup mata dan telingamu, dan jangan mendengarkan mereka. Kamu hanya perlu percaya pada dirimu sendiri, karena di dalam sana percayalah, percayaku untukmu juga dibangun dari sana. 
Kamu mungkin bingung dan bertanya-tanya kenapa aku mengatakan hal itu padamu melalui selembar kertas putih yang lusuh, dan berpikir ribuan kali kenapa aku bisa mengetahui resahmu bukan?
Hanya ada satu jawaban untuk itu. Matamu. Aku bisa membaca banyak hal melalui mata itu. Mata yang menyiratkan sebuah keresahan, aku sudah hafal dengan itu. Karena sama sepertimu, aku juga pernah melaluinya jauh sebelum aku bertemu denganmu.
"Mulai sekarang jangan dengarkan kata orang. Tutup mata dan telinga. Abaikan saja. Bisa kan? Aku pernah berada diposisimu dan ketika kamu mendengarkan perkataan orang semua tak akan ada habisnya dan membuat kamu menjadi semakin tidak percaya diri dan bahkan meremehkan dirimu sendiri. Kalau kamu tidak percaya diri, lantas bagaimana orang lain akan percaya pada kemampuanmu? Cobalah untuk mempercayai diri sendiri dulu. Itu bukan sesuatu yang egois tapi lebih merupakan penghargaan bagi dirimu sendiri. Selagi kamu percaya bahwa Tuhan itu ada, maka tidak ada yang tidak mungkin. Bukankah kita sudah membuktikannya beberapa waktu lalu? Percayalah akan selalu ada keajaiban dalam hal-hal kecil, asal kamu tetap berdo'a dan berusaha. Dan aku yakin, kamu akan mampu untuk memberikan yang terbaik."
Ketika esok paginya aku melihatmu, aku tahu tersirat dengan jelas disana bahwa kamu telah membangun kembali tingkat kepercayaan dirimu dan meletakkannya di tempatnya yang semestinya. Kamu tersenyum dan aku tahu bahwa kamu mungkin telah membaca pesan singkatku di kertas lusuh itu. Tak ada ucapan terima kasih memang, tapi aku juga tak memerlukan itu keluar dari ucapmu. Karena bagiku, aku lebih memilih kamu menggunakan bibirmu untuk menciptakan senyuman drpd dua kata itu.

0 comments on "Pesan Terakhir"

Post a Comment

 

Kisara's Diary Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang