Wednesday, July 11, 2018

Kau Sakit, tangisku Terurai Tiada Henti




Kau tak apa? Sakitkah? Sejak kapan? Kau bertahan sampai sekarang? Kau sakit, tak ada yang bisa ku lakukan untukmu....
            Laboratorium Akuntansi 2, saat asistensi berlangsung, aku tahu saat itu. Aku mendengar cerita itu dari teman kita yang juga tetangga kos mu. Kau sakit. Dan aku tahu bahwa perkataan teman kita itu benar karena aku melihat penyakit itu memang menjalar di tanganmu. Dia bilang kau berkata padanya bahwa kau sakit dan penyakit itu sudah menjalar di tubuhmu. Banyak obat-obatan di kamarmu dan karena itulah kau lebih sering menyendiri. Aku bertanya padanya apa nama penyakitnya? Kustakah? Dan dia bilang tidak tahu. Dia hanya bilang kau pernah mengatakan padanya bahwa ada yang salah dengan pigmen kulitmu yang menyebabkan penyakit itu akhirnya muncul dan membuatmu menderita.
            Dari itu aku mencari tahu apa nama penyakitmu. “VITILIGO”, sebuah nama penyakit itu yang ku dapat dari pencarianku. Dan ketika ku baca secara keseluruhan tanda-tandanya sesuai dengan apa yang terjadi padamu. Beberapa jari tanganmu berubah warna menjadi putih, rambutmu beruban, semuanya cocok. Kemudian aku pun tahu bahwa penyakit itu akan semakin parah ketika kau terpampang sinar matahari. Dari sinilah aku tahu alasannya. Alasan kenapa kau selalu mengenakan jaket bahkan disaat cuaca panas sekalipun.
            Kau sakit...sudah berapa lama kau sakit seperti ini? Aku selalu bertanya-tanya dalam hatiku. Apa yang membuatmu bisa sakit seprti ini...? Sejak saat itulah, sejak aku tahu tentang penyakitmu itu aku selalu mencari cara agar aku tidak membuat penyakitmu bertambah parah. Aku tak akan mengganggumu dan membuatmu strees hingga membuat penyakit itu bertambah parah. Aku tak berani bertanya tentang penyakit itu padamu. Bahkan sekalipun kita teramat dekat dan dapat berbicara apapun termasuk tentang keluarga kita tapi aku tahu ada hal-hal yang tidak mungkin bisa kau bagi denganku. Termasuk dengan penyakitmu.
            Aku memang tak bisa berbuat apa-apa untukmu. Aku tak bisa menggantikan rasa sakitmu atau meminta Tuhan untuk menyembuhkanmu dan memberikan saja penyakit itu padaku. Aku tahu kau sakit. Ingin sekali aku bisa membuatmu nyaman di sampingku, hingga sekalipun aku tak bisa menyembuhkan rasa sakitmu paling tidak aku bisa membuatmu tersenyum di setiap hari-harimu. Tapi kau tak mengizinkanku untuk itu kan? Aku tahu mungkin kau telah tahu bahwa aku mengetahui penyakit yang kau derita. Itulah yang membuatmu kini berubah dan menjaga jarak menjadi semakin jauh dariku.
            Kau memilih untuk bersamanya. Apakah dia tahu sakitmu? Pada diakah kau dapat membagi bebanmu? Dia wanita yang sangat baik pasti yang dapat menerima kamu apa adanya. Makanya kau memilih untuk kembali kepadanya tanpa memberi satu kesempatan padaku. Tidakkah kau tahu bahwa aku tidak pernah menjauh darimu bahkan setelah ku tahu tentang rahasia itu. Bagiku tak masalah dengan penyakitmu, aku hanya ingin menghabiskan seluruh waktuku bersamamu. Tak apa jika wajahmu akan berubah nanti dan tak seperti dulu lagi, asal bersamamu itu sudah cukup bagiku. Andai saja kau beri kesempatan itu padaku...








0 comments:

Post a Comment

Wednesday, July 11, 2018

Kau Sakit, tangisku Terurai Tiada Henti

Posted by Kisara's Story at July 11, 2018



Kau tak apa? Sakitkah? Sejak kapan? Kau bertahan sampai sekarang? Kau sakit, tak ada yang bisa ku lakukan untukmu....
            Laboratorium Akuntansi 2, saat asistensi berlangsung, aku tahu saat itu. Aku mendengar cerita itu dari teman kita yang juga tetangga kos mu. Kau sakit. Dan aku tahu bahwa perkataan teman kita itu benar karena aku melihat penyakit itu memang menjalar di tanganmu. Dia bilang kau berkata padanya bahwa kau sakit dan penyakit itu sudah menjalar di tubuhmu. Banyak obat-obatan di kamarmu dan karena itulah kau lebih sering menyendiri. Aku bertanya padanya apa nama penyakitnya? Kustakah? Dan dia bilang tidak tahu. Dia hanya bilang kau pernah mengatakan padanya bahwa ada yang salah dengan pigmen kulitmu yang menyebabkan penyakit itu akhirnya muncul dan membuatmu menderita.
            Dari itu aku mencari tahu apa nama penyakitmu. “VITILIGO”, sebuah nama penyakit itu yang ku dapat dari pencarianku. Dan ketika ku baca secara keseluruhan tanda-tandanya sesuai dengan apa yang terjadi padamu. Beberapa jari tanganmu berubah warna menjadi putih, rambutmu beruban, semuanya cocok. Kemudian aku pun tahu bahwa penyakit itu akan semakin parah ketika kau terpampang sinar matahari. Dari sinilah aku tahu alasannya. Alasan kenapa kau selalu mengenakan jaket bahkan disaat cuaca panas sekalipun.
            Kau sakit...sudah berapa lama kau sakit seperti ini? Aku selalu bertanya-tanya dalam hatiku. Apa yang membuatmu bisa sakit seprti ini...? Sejak saat itulah, sejak aku tahu tentang penyakitmu itu aku selalu mencari cara agar aku tidak membuat penyakitmu bertambah parah. Aku tak akan mengganggumu dan membuatmu strees hingga membuat penyakit itu bertambah parah. Aku tak berani bertanya tentang penyakit itu padamu. Bahkan sekalipun kita teramat dekat dan dapat berbicara apapun termasuk tentang keluarga kita tapi aku tahu ada hal-hal yang tidak mungkin bisa kau bagi denganku. Termasuk dengan penyakitmu.
            Aku memang tak bisa berbuat apa-apa untukmu. Aku tak bisa menggantikan rasa sakitmu atau meminta Tuhan untuk menyembuhkanmu dan memberikan saja penyakit itu padaku. Aku tahu kau sakit. Ingin sekali aku bisa membuatmu nyaman di sampingku, hingga sekalipun aku tak bisa menyembuhkan rasa sakitmu paling tidak aku bisa membuatmu tersenyum di setiap hari-harimu. Tapi kau tak mengizinkanku untuk itu kan? Aku tahu mungkin kau telah tahu bahwa aku mengetahui penyakit yang kau derita. Itulah yang membuatmu kini berubah dan menjaga jarak menjadi semakin jauh dariku.
            Kau memilih untuk bersamanya. Apakah dia tahu sakitmu? Pada diakah kau dapat membagi bebanmu? Dia wanita yang sangat baik pasti yang dapat menerima kamu apa adanya. Makanya kau memilih untuk kembali kepadanya tanpa memberi satu kesempatan padaku. Tidakkah kau tahu bahwa aku tidak pernah menjauh darimu bahkan setelah ku tahu tentang rahasia itu. Bagiku tak masalah dengan penyakitmu, aku hanya ingin menghabiskan seluruh waktuku bersamamu. Tak apa jika wajahmu akan berubah nanti dan tak seperti dulu lagi, asal bersamamu itu sudah cukup bagiku. Andai saja kau beri kesempatan itu padaku...








0 comments on "Kau Sakit, tangisku Terurai Tiada Henti"

Post a Comment

 

Kisara's Diary Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang