Kau tak apa? Sakitkah? Sejak kapan?
Kau bertahan sampai sekarang? Kau sakit, tak ada yang bisa ku lakukan
untukmu....
Laboratorium Akuntansi 2, saat
asistensi berlangsung, aku tahu saat itu. Aku mendengar cerita itu dari teman
kita yang juga tetangga kos mu. Kau sakit. Dan aku tahu bahwa perkataan teman
kita itu benar karena aku melihat penyakit itu memang menjalar di tanganmu. Dia
bilang kau berkata padanya bahwa kau sakit dan penyakit itu sudah menjalar di
tubuhmu. Banyak obat-obatan di kamarmu dan karena itulah kau lebih sering
menyendiri. Aku bertanya padanya apa nama penyakitnya? Kustakah? Dan dia bilang
tidak tahu. Dia hanya bilang kau pernah mengatakan padanya bahwa ada yang salah
dengan pigmen kulitmu yang menyebabkan penyakit itu akhirnya muncul dan
membuatmu menderita.
Dari itu aku mencari tahu apa nama
penyakitmu. “VITILIGO”, sebuah nama penyakit itu yang ku dapat dari
pencarianku. Dan ketika ku baca secara keseluruhan tanda-tandanya sesuai dengan
apa yang terjadi padamu. Beberapa jari tanganmu berubah warna menjadi putih,
rambutmu beruban, semuanya cocok. Kemudian aku pun tahu bahwa penyakit itu akan
semakin parah ketika kau terpampang sinar matahari. Dari sinilah aku tahu
alasannya. Alasan kenapa kau selalu mengenakan jaket bahkan disaat cuaca panas
sekalipun.
Kau sakit...sudah berapa lama kau
sakit seperti ini? Aku selalu bertanya-tanya dalam hatiku. Apa yang membuatmu
bisa sakit seprti ini...? Sejak saat itulah, sejak aku tahu tentang penyakitmu
itu aku selalu mencari cara agar aku tidak membuat penyakitmu bertambah parah.
Aku tak akan mengganggumu dan membuatmu strees hingga membuat penyakit itu
bertambah parah. Aku tak berani bertanya tentang penyakit itu padamu. Bahkan
sekalipun kita teramat dekat dan dapat berbicara apapun termasuk tentang
keluarga kita tapi aku tahu ada hal-hal yang tidak mungkin bisa kau bagi
denganku. Termasuk dengan penyakitmu.
Aku memang tak bisa berbuat apa-apa
untukmu. Aku tak bisa menggantikan rasa sakitmu atau meminta Tuhan untuk
menyembuhkanmu dan memberikan saja penyakit itu padaku. Aku tahu kau sakit.
Ingin sekali aku bisa membuatmu nyaman di sampingku, hingga sekalipun aku tak
bisa menyembuhkan rasa sakitmu paling tidak aku bisa membuatmu tersenyum di
setiap hari-harimu. Tapi kau tak mengizinkanku untuk itu kan? Aku tahu mungkin
kau telah tahu bahwa aku mengetahui penyakit yang kau derita. Itulah yang membuatmu
kini berubah dan menjaga jarak menjadi semakin jauh dariku.
Kau memilih untuk bersamanya. Apakah
dia tahu sakitmu? Pada diakah kau dapat membagi bebanmu? Dia wanita yang sangat
baik pasti yang dapat menerima kamu apa adanya. Makanya kau memilih untuk
kembali kepadanya tanpa memberi satu kesempatan padaku. Tidakkah kau tahu bahwa
aku tidak pernah menjauh darimu bahkan setelah ku tahu tentang rahasia itu.
Bagiku tak masalah dengan penyakitmu, aku hanya ingin menghabiskan seluruh
waktuku bersamamu. Tak apa jika wajahmu akan berubah nanti dan tak seperti dulu
lagi, asal bersamamu itu sudah cukup bagiku. Andai saja kau beri kesempatan itu
padaku...


0 comments:
Post a Comment