Kamu tidak akan pernah menyadari bahwa
seseorang itu berharga jika kamu sellau berada disampingnya. Kamu baru akan
menyadari bahwa seseorang itu berharga ketika dia sudah tiada. Ketika dia sudah
pergi, kau baru menyadarinya bahwa dia berharga, dia spesial dan dia segalanya.
Ketika berpisah denganmu kala itu aku baru menyadarinya bahwa aku
membutuhkanmu. Bukan karena aku membutuhkanmu karena itu aku mencintaimu. Tapi
karena aku mencintaimu karena itulah aku membutuhkanmu.
Jarak dan waktu yang memisahkan kita ternyata
menyingkap segalanya bahwa perasaan yang enggan ku akui terhadapmu itu
benar-benar ada dan nyata. Juga semakin membesar setiap harinya. Setiap hari
air mata menjadi hujan-hujan yang selalu aku sembunyikan ketika aku
merindukanmu. Saking rindunya bahkan hingga terasa begitu sesak di dada dan
sulit bagiku untuk sekedar bernafas saja.
Aku menghitung hari demi hari yang ku lalui
tanpa dirimu dengan sejuta pertanyaan di dada. Apakah kamu merindukanku juga?
Bahkan terkadang aku selalu bergelut dengan egoku sendiri. Aku merindukanmu
haruskah aku mengirim pesan untuk bertanya kabarmu? Aku kangen suaramu.
Haruskah aku buang harga diriku untuk menelfonmu? Dengan gejolak kerinduan dan
dilema itu kadang aku ingin bersikap egois dan masa bodoh. Tapi, aku tidak bisa
melakukannya.
Ketika aku melakukannya pasti bukan kata
cinta ataupun kata-kata manis yang ku dapat darimu. Yang ada mungkin hanyalah
penghinaan dan penolakanmu. Seperti kata-kata kasar yang sering kau ucapkan
padaku. Dan jika begitu, aku tahu akhirnya, bahwa akan selalu ada pertengkaran
diantara kita yang mengikutinya.
Rasanya memang begitu sulit untuk membunuh
setiap kerinduan yang menderaku. Aku meyakinkan diriku bahwa aku sekarang akan
baik-baik saja tanpamu. Sama seperti sebelumnya, ketika kau belum hadir dalam
hidupku dan menghancurkan hatiku. Meski itu adalah kebohongan belaka. Nyatanya
memang benar, hatiku benar-benar hancur menahan setiap kerinduan itu muncul.
Menahan setiap rasa yang ingin menyeruak keluar. Tapi apa daya, aku tak ingin
lagi terluka. Olehmu yang baru saja ku cinta. Sebelum rasa cinta ini semakin
besar, sebelum rasa rindu itu semakin menyesakkan aku harus segera membunuhnya.
Membunuh rasa yang baru saja muncul bukanlah hal yang mudah. Tapi bukannya
tidak mungkin juga. Aku bisa meski tanpamu.
Malang, 19 Januari 2016


0 comments:
Post a Comment