Monday, November 11, 2019

Latar

Aku menangis begitu saja, tumpah ruah air mata itu
Bukan, bukan karena begitu sedihnya novel yang aku baca
Tapi lebih pada realita yang terjadi dalam hidup yang harus ku lalui

Aku mulai bertanya-tanya pada Tuhan, kapan seseorang akan datang dan menyematkan cincin di jari manisku?
Aku mulai menagih-nagih janji Tuhan, kapan seseorang akan mengucap akad di hadapan orang tuaku?

Pertanyaan-pertanyaan itu datang berkecamuk dalam pikiranku
Ya, Tuhan...aku berdosa
Sungguh berdosa karena selintas aku meragukan janjimu
Apalah arti dari penantian dan kepasrahanku selama ini
Jika sekarang aku bertanya-tanya tentang takdir yang hanya Engkaulah yang mengetahuinya...

Mungkin, belum saatnya bagi aku untuk bahagia dan menjadi wanita seutuhnya
Mungkin, belum saatnya bagi Tuhan untuk mengirimkan pendamping dalam hidupku
Dan mungkin pula, aku yang terlalu menutup diri?
Hingga semua jawaban Tuhan atas do'a-do'aku sebenarnya sudah terpenuhi
Tapi karena aku terlalu fokus pada sakit hatiku sendiri, aku menjadi abai dan tak mengerti bahwa janji Tuhan sudah terealisasi

Seringkali aku berucap pada diri untuk berhenti menjadikanmu pionir dalam hidupku
Aku harus berhenti mengais cinta dari seseorang yang tak pernah menganggapku ada
Seringkali aku berucap pada diri untuk pergi dari kamu yang sudah tenggelam sebagai kenangan
Aku harus berhenti mengais masa lalu dari seseorang yang bahkan mungkin sudah membuang jauh segala hal tentangku

Seringkali aku berucap pada diri untuk lilah melepasmu menghilang selamanya
Aku harus berhenti mengais dirimu dalam bayanganmu yang mulai memudar dalam ingatanku
Seringkali pula aku berucap pada diri, kamu tidak mencintaiku
Aku harus berhenti mengais harapan dari sebuah kesemuan, karena ia hanyalah asa dalam penantian tak akan pernah berwujud menjadi kenyataan

Bagimu, mungkin aku hanyalah latar yang tak dianggap olehmu
Seseorang yang hanya kamu anggap angin lalu
Tak berarti apapun dalam hidupmu

Dan aku perlahan sadar akan hal itu
Sebuah latar selamanya hanya akan berada di belakang
Tak pernah terlihat oleh mata atau bahkan memperoleh perhatian
Karena itulah, kamu tidak akan pernah sadar betapa besar perjuanganku hanya untuk bisa terihat olehmu

Aku seseorang yang selamanya hanya latar yang tak terlihat olehmu

#latar
#esp

Pasuruan, 25 Oktober 2019

0 comments:

Post a Comment

Monday, November 11, 2019

Latar

Posted by Kisara's Story at November 11, 2019
Aku menangis begitu saja, tumpah ruah air mata itu
Bukan, bukan karena begitu sedihnya novel yang aku baca
Tapi lebih pada realita yang terjadi dalam hidup yang harus ku lalui

Aku mulai bertanya-tanya pada Tuhan, kapan seseorang akan datang dan menyematkan cincin di jari manisku?
Aku mulai menagih-nagih janji Tuhan, kapan seseorang akan mengucap akad di hadapan orang tuaku?

Pertanyaan-pertanyaan itu datang berkecamuk dalam pikiranku
Ya, Tuhan...aku berdosa
Sungguh berdosa karena selintas aku meragukan janjimu
Apalah arti dari penantian dan kepasrahanku selama ini
Jika sekarang aku bertanya-tanya tentang takdir yang hanya Engkaulah yang mengetahuinya...

Mungkin, belum saatnya bagi aku untuk bahagia dan menjadi wanita seutuhnya
Mungkin, belum saatnya bagi Tuhan untuk mengirimkan pendamping dalam hidupku
Dan mungkin pula, aku yang terlalu menutup diri?
Hingga semua jawaban Tuhan atas do'a-do'aku sebenarnya sudah terpenuhi
Tapi karena aku terlalu fokus pada sakit hatiku sendiri, aku menjadi abai dan tak mengerti bahwa janji Tuhan sudah terealisasi

Seringkali aku berucap pada diri untuk berhenti menjadikanmu pionir dalam hidupku
Aku harus berhenti mengais cinta dari seseorang yang tak pernah menganggapku ada
Seringkali aku berucap pada diri untuk pergi dari kamu yang sudah tenggelam sebagai kenangan
Aku harus berhenti mengais masa lalu dari seseorang yang bahkan mungkin sudah membuang jauh segala hal tentangku

Seringkali aku berucap pada diri untuk lilah melepasmu menghilang selamanya
Aku harus berhenti mengais dirimu dalam bayanganmu yang mulai memudar dalam ingatanku
Seringkali pula aku berucap pada diri, kamu tidak mencintaiku
Aku harus berhenti mengais harapan dari sebuah kesemuan, karena ia hanyalah asa dalam penantian tak akan pernah berwujud menjadi kenyataan

Bagimu, mungkin aku hanyalah latar yang tak dianggap olehmu
Seseorang yang hanya kamu anggap angin lalu
Tak berarti apapun dalam hidupmu

Dan aku perlahan sadar akan hal itu
Sebuah latar selamanya hanya akan berada di belakang
Tak pernah terlihat oleh mata atau bahkan memperoleh perhatian
Karena itulah, kamu tidak akan pernah sadar betapa besar perjuanganku hanya untuk bisa terihat olehmu

Aku seseorang yang selamanya hanya latar yang tak terlihat olehmu

#latar
#esp

Pasuruan, 25 Oktober 2019

0 comments on "Latar"

Post a Comment

 

Kisara's Diary Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang