Seorang teman pernah bertanya padaku
Apa aku pernah melakukan sesuatu yg seharusnya tidak ku lakukan dan aku menyesalinya sampai sekarang?
Ya, pernah...
Saat itu, setelah ketakutan yg teramat berat itu menghadiriku aku melakukan sesuatu yg tak sejalan dg logikaku
Aku memberanikan diri untuk mengirim pesan padamu
Menceritakan semua hal yg tengah menimpaku
Berharap kamu membacanya, dan memberi semangat untukku
Namun hasilnya nihil...
Aku merutuki diri sendiri berkali-kali
Menghitung setiap kali jarum jam bergerak dari satu detik ke detik berikutnya
Memeriksa setiap waktu barangkali ada pesan balasan darimu
Namun nyatanya nihil...
Harusnya sejak awal jangan membalasnya
Jika kamu ternyata memang tidak pernah peduli
Harusnya jangan memberiku harapan
Jika pada akhirnya kamu jatuhkan aku tanpa belas kasihan
Harusnya jangan buat aku tersenyum dalam sepersekian detik karena balasmu
Jika pada akhirnya kamu merubahnya menjadi tangis hanya dalam detik itu juga
Terdengar menyalahkanmu bukan?
Ya, memang kedengarannya akan seperti itu
Tapi jika kamu tahu, yang lebih kusalahkan adalah diriku sendiri
Aku benci diriku yang selalu berusaha untuk ttp tegar namun nyatanya lemah di hadapanmu
Aku membenci diriku yg berusaha beberapa tahun untuk tidak kembali mengingatmu, namun nyatanya kamu tidak pernah pergi sedetik saja dari pikirku
Aku benci, aku benci diriku yang seperti itu
Dan karenanya, hingga detik ini itulah sebuah penyesalan terbesar dalam hidupku
Mengharapkanmu, menantimu...
Namun yang ku dapat hanyalah sebuah kenihilan semata
#Pas,23/3/19
0 comments:
Post a Comment