Malam itu, kamu tahu betapa sulit rasanya bertarung dengan diri sendiri, dimana antara hati dan logika bertolak belakang dan tidak beriring.
Saya berkata pada diri bahwa saya baik-baik saja. saya kuat seperti sebelum-sebelumnya. Saya mampu melewati semuanya dengan sempurnah.
Namun nyatanya, saya kalah melawan hati, hingga akhirnya saya melakukan hal yang tidak seharusnya saya lakukan, sesuatu yang mungkin sangat kamu benci. Ma'af, jika ego saya selalu saja tinggi, sementara kamu harus meletakkan bencimu dalam hati.
Berulang kali saya merutuki dalam hati, menyalahkan diri sendiri, yang dengan seenaknya melibatkanmu dalam sebuah beban yang bahkan tak ingin sama sekali kamu tahu. Memaksamu untuk menguatkan yang bahkan sama sekali tak ingin kamu lakukan.
Kamu sudah nyaman dengan hidupmu, sementara saya hanya bisa merusaknya menjadi abu. Ma'af. Ma'af. Hanya kata itu yang mampu saya ucap. Mungkin tak akan berarti bagimu karena saya tidak bisa mengembalikan waktumu yang terbuang percuma karena saya. Tapi, lewat kata itu saya titipkan sebuah ketulusan didalamnya. Semoga kamu tetap berada di dalam lindungan-Nya.
Di suatu pagi, di sudut lorong ruangan ini, saya sadar bahwa saya hanya punya diri dan sendiri.
Pas, 21/8/2018
0 comments:
Post a Comment