Hai...
Satu kata itu ingin ku ucapkan lagi padamu. Untuk memulai semuanya kembali seperti dulu. Menghapus jarak dan waktu yang sudah menjadikan kita terpisah jauh.
Hei...
Satu kata itu, nyatanya hanya tersimpan dalam kebekuan lidahku. Hanya mampu ku tulis di ruang kosong ini, tanpa berani memencet tombol send padamu.
Hello...
Satu kata itu yang kuharap mampu menyampaikan semua rinduku padamu. Namun nyatanya bahkan untuk mengetik satu kata itu padamu, aku tidak mampu.
Bukan karena tidak ingin, tapi karena tidak mampu. Aku tak mampu lagi menerima pengabaian darimu. Aku tak sekuat dulu, yang selalu menerima pengabaianmu, namun tetap bertahan di samping mu dan mengganggumu.
Tapi, sekarang, ku pikir cukup. Hatiku cukup berhenti pada rasa sakit saat itu. Aku tak ingin dia tersakiti lagi. Dia berhak untuk bahagia. Karenanya, sekalipun rasa rindu yang tiada pupus itu masih tertuju padamu. Aku akan tetap menyimpannya dalam-dalam. Betapapun sakitnya itu.
Hai...
Satu kata itu, akan selalu terucap oleh bibir kecilku. Saat menjelang atau ketika aku bangun tidur. Pada sosokmu yang dekat denganku, meski hanya berupa gambar semu.
Hai...
Tepat malam ini, aku ucapkan kata itu secara tidak langsung. Tuk tunjukkan bahwa malam ini. Entah kenapa, angin menginginkan aku untuk menyampaikan pesan padamu. Bahwa ia rindu, padamu.. Ya, kamu..
Pasuruan, 18 Oktober 2018
0 comments:
Post a Comment