Wednesday, July 11, 2018

What Is Your Feeling




Ini tentang malam itu. Ketika hujan masih turun rintik-rintik. Kau datang. Di bawah temaran cahaya lampu malam itu. Kau terlihat begitu riang. Aku bertanya-tanya kenapa. Kau tersenyum ketika aku mendekatimu. Namun kau berkata padaku bahwa kau akan segera pergi. Aku hanya bisa diam dan tersenyum simpul dihadapanmu. Rasanya ingin sekali ku ucapkan jangan pergi padamu. Tetaplah disini bersamaku lebih lama. Tapi itu egoisku jika aku mengatakan itu padamu. Meski sebenarnya bukan begitu. Kau bukanlah milikku karena itulah mengapa aku tak bisa mengatakan itu padamu.
   Selepas kepergianmu saat itu aku tak bisa tidr malam itu. Memikirkan tentangmu di sepanjang malam itu. Apakah kau akan baik-baik saja? Jam berapa kau akan tiba? Semua kekhawatiran tentangmu memenuhi pikiranku saat itu. Sama seperti kebiasaan-kebiasaanku yang selalu mengkhawatirkanmu. Masih dengan kekhawatiran yang sama aku menunggumu kembali. Menunggu setiap detik bunyi pesan di handphone dan berharap itu pesan darimu. Ternyata memang benar adanya.
   Namun, kamu tahu. Pesanmu membuatku merasa sesak seketika. Kau menjelaskan keberadaanmu padaku. Dan itulah alasan kenapa kamu lama membalas pesanmu. Tanganku bergetar saat membuka dan membaca pesan darimu itu. Mataku mulai berkaca-kaca karena menahan tangis yang ku redam. Ketika ku tahu kamu pergi untuk menemuinya. Dia yang dulu pernah mengisi hatimu. Dan sekarangpun kembali mengisi hatimu. Aku menggodamu dan meledekmu. Namun tertera rasa marah dalam pesanmu. Kenapa? Bukan senang. Tapi kau marah kalau aku meledekmu.
   Aku sungguh tidak mengerti dirimu. Emosimu bisa dengan mudahnya berubah bila bersamaku. Tapi ketika dengan yang lain kau bersikap santai. Apakah kamu tahu sikapmu yang seperti itu selalu membuatku penasaran. Terkadang aku ingin bisa membaca hatimu. Mengecap setiap asa yang tidak kamu ucap. Apakah aku inginmu? Terkadang aku ingin bisa membaca hatimu. Mengetahui setiap debar perasaanmu. Adakah rasamu untukku? Rasa penasaran itu selalu menghantuiku. Meskipun ku tahu kamu pergi untuk menemuinya. Meskipun dengan jelas kamu telah memilihnya. Tapi tetap saja aku ingin tahu tentang perasaanmu padaku. Ingin dapat mengerti dirimu. Bodoh kan aku. Untuk diriku yang tidak bisa mengerti dirinya sendiri, aku berusaha untuk bisa memahamimu.
Malang, 10 Januari 2015






0 comments:

Post a Comment

Wednesday, July 11, 2018

What Is Your Feeling

Posted by Kisara's Story at July 11, 2018



Ini tentang malam itu. Ketika hujan masih turun rintik-rintik. Kau datang. Di bawah temaran cahaya lampu malam itu. Kau terlihat begitu riang. Aku bertanya-tanya kenapa. Kau tersenyum ketika aku mendekatimu. Namun kau berkata padaku bahwa kau akan segera pergi. Aku hanya bisa diam dan tersenyum simpul dihadapanmu. Rasanya ingin sekali ku ucapkan jangan pergi padamu. Tetaplah disini bersamaku lebih lama. Tapi itu egoisku jika aku mengatakan itu padamu. Meski sebenarnya bukan begitu. Kau bukanlah milikku karena itulah mengapa aku tak bisa mengatakan itu padamu.
   Selepas kepergianmu saat itu aku tak bisa tidr malam itu. Memikirkan tentangmu di sepanjang malam itu. Apakah kau akan baik-baik saja? Jam berapa kau akan tiba? Semua kekhawatiran tentangmu memenuhi pikiranku saat itu. Sama seperti kebiasaan-kebiasaanku yang selalu mengkhawatirkanmu. Masih dengan kekhawatiran yang sama aku menunggumu kembali. Menunggu setiap detik bunyi pesan di handphone dan berharap itu pesan darimu. Ternyata memang benar adanya.
   Namun, kamu tahu. Pesanmu membuatku merasa sesak seketika. Kau menjelaskan keberadaanmu padaku. Dan itulah alasan kenapa kamu lama membalas pesanmu. Tanganku bergetar saat membuka dan membaca pesan darimu itu. Mataku mulai berkaca-kaca karena menahan tangis yang ku redam. Ketika ku tahu kamu pergi untuk menemuinya. Dia yang dulu pernah mengisi hatimu. Dan sekarangpun kembali mengisi hatimu. Aku menggodamu dan meledekmu. Namun tertera rasa marah dalam pesanmu. Kenapa? Bukan senang. Tapi kau marah kalau aku meledekmu.
   Aku sungguh tidak mengerti dirimu. Emosimu bisa dengan mudahnya berubah bila bersamaku. Tapi ketika dengan yang lain kau bersikap santai. Apakah kamu tahu sikapmu yang seperti itu selalu membuatku penasaran. Terkadang aku ingin bisa membaca hatimu. Mengecap setiap asa yang tidak kamu ucap. Apakah aku inginmu? Terkadang aku ingin bisa membaca hatimu. Mengetahui setiap debar perasaanmu. Adakah rasamu untukku? Rasa penasaran itu selalu menghantuiku. Meskipun ku tahu kamu pergi untuk menemuinya. Meskipun dengan jelas kamu telah memilihnya. Tapi tetap saja aku ingin tahu tentang perasaanmu padaku. Ingin dapat mengerti dirimu. Bodoh kan aku. Untuk diriku yang tidak bisa mengerti dirinya sendiri, aku berusaha untuk bisa memahamimu.
Malang, 10 Januari 2015






0 comments on "What Is Your Feeling"

Post a Comment

 

Kisara's Diary Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang