Dulu secangkir teh hangat dan makanan ini biasa saja. Tapi menjadi luar biasa adanya ketika kami
memakannya bersama-sama. Ayah, Ibu dan semua kakak-kakakku berkumpul
bersama diiringi bunyi hujan yg turun di sore hari.
Sederhana, hal sesederhana itu menjadi berharga
ketika kita tidak lagi bisa menikmatinya bersama-sama. Hanya bisa memakannya sendiri dan terdiam
mengenang masa lalu.
Teriring isak ditenggorokan beradu dengan hujan
sore ini. Entah mengapa hujan selalu membawaku pada masa
lalu yang sangat ku rindu. Jika bisa kembali, rasanya aku ingin kembali ke
masa itu. Biarpun banyak luka dan ketakutan yang aku alami,
aku akan mampu bertahan seperti dulu. Karena mereka akan selalu bersamaku.
Namun kini berbeda hal nya, entah itu luka atau
ketakutan mungkin aku tak lagi mampu untuk membedakannya. Kamu tahu kenapa? Karena tak ada waktu untuk itu. Tak ada waktu untuk terluka ataupun ketakutan. Bahkan mengeluh barang secuilpun aku tidak bisa. Karena tak ada lagi ruang dan waktu yang membuat
kami bisa bersama-sama seperti dulu.
Ah, entah mengapa hujan sore ini membuatku begitu
sensitif hingga membuat semua omong kosong itu. Aku hanya lelah, ya lelah itu saja. Dan aku tak tahu harus berapa lama lagi aku bisa
menahannya.
0 comments:
Post a Comment