Tuesday, July 17, 2018

Hujan rindu






Dulu secangkir teh hangat dan makanan ini biasa saja. Tapi menjadi luar biasa adanya ketika kami memakannya bersama-sama. Ayah, Ibu dan semua kakak-kakakku berkumpul bersama diiringi bunyi hujan yg turun di sore hari.

Sederhana, hal sesederhana itu menjadi berharga ketika kita tidak lagi bisa menikmatinya bersama-sama. Hanya bisa memakannya sendiri dan terdiam mengenang masa lalu.

Teriring isak ditenggorokan beradu dengan hujan sore ini. Entah mengapa hujan selalu membawaku pada masa lalu yang sangat ku rindu. Jika bisa kembali, rasanya aku ingin kembali ke masa itu. Biarpun banyak luka dan ketakutan yang aku alami, aku akan mampu bertahan seperti dulu. Karena mereka akan selalu bersamaku.

Namun kini berbeda hal nya, entah itu luka atau ketakutan mungkin aku tak lagi mampu untuk membedakannya. Kamu tahu kenapa? Karena tak ada waktu untuk itu. Tak ada waktu untuk terluka ataupun ketakutan. Bahkan mengeluh barang secuilpun aku tidak bisa. Karena tak ada lagi ruang dan waktu yang membuat kami bisa bersama-sama seperti dulu.

Ah, entah mengapa hujan sore ini membuatku begitu sensitif hingga membuat semua omong kosong itu. Aku hanya lelah, ya lelah itu saja. Dan aku tak tahu harus berapa lama lagi aku bisa menahannya.


0 comments:

Post a Comment

Tuesday, July 17, 2018

Hujan rindu

Posted by Kisara's Story at July 17, 2018





Dulu secangkir teh hangat dan makanan ini biasa saja. Tapi menjadi luar biasa adanya ketika kami memakannya bersama-sama. Ayah, Ibu dan semua kakak-kakakku berkumpul bersama diiringi bunyi hujan yg turun di sore hari.

Sederhana, hal sesederhana itu menjadi berharga ketika kita tidak lagi bisa menikmatinya bersama-sama. Hanya bisa memakannya sendiri dan terdiam mengenang masa lalu.

Teriring isak ditenggorokan beradu dengan hujan sore ini. Entah mengapa hujan selalu membawaku pada masa lalu yang sangat ku rindu. Jika bisa kembali, rasanya aku ingin kembali ke masa itu. Biarpun banyak luka dan ketakutan yang aku alami, aku akan mampu bertahan seperti dulu. Karena mereka akan selalu bersamaku.

Namun kini berbeda hal nya, entah itu luka atau ketakutan mungkin aku tak lagi mampu untuk membedakannya. Kamu tahu kenapa? Karena tak ada waktu untuk itu. Tak ada waktu untuk terluka ataupun ketakutan. Bahkan mengeluh barang secuilpun aku tidak bisa. Karena tak ada lagi ruang dan waktu yang membuat kami bisa bersama-sama seperti dulu.

Ah, entah mengapa hujan sore ini membuatku begitu sensitif hingga membuat semua omong kosong itu. Aku hanya lelah, ya lelah itu saja. Dan aku tak tahu harus berapa lama lagi aku bisa menahannya.


0 comments on "Hujan rindu"

Post a Comment

 

Kisara's Diary Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang