Terkadang aku bertanya-tanya
Apa beda antara bodoh dan naif?
Apakah aku masuk kategori bodoh?
Ataukah terlalu naif?
Aku menunggumu dg setia disini
Dengan do'a yang tak pernah henti
ku lambungkan ke langit sana
Sementara kamu?
Kamu mengejarnya, hingga sejauh itu
Apakah kamu mencintainya?
Terlalu mencintainyakah
hingga kamu pergi sejauh itu hanya untuknya?
Tidakkah kamu tahu, ada aku disini
Yg menunggumu dg air mata yg tak henti untuk menetes
Merapalkan mantra pada hati bahwa ia baik-baik saja
Namun nyatanya, aku ttp tidak baik-baik saja
Rasanya sesak, membayangkan kamu bersanding dengannya
Berulang kali ku buang semua pikiran bodoh itu
Tapi nyatanya, ttp saja aku tak bisa
Pikiranku berkelana entah kemana
Membayangkan kamu merajut kasih dan bahagia bersamanya
Rasanya seperti nafasku di tarik dengan paksa, hingga hanya sesak yg menekan-nekan dalam dada
Aku harus apa?
Aku bisa apa jika kamu memilihnya?
Berulang kali ku katakan itu pada diri
Agar aku sadar tak pernah ada rasa yg sama di hatimu untukku
Namun, dengan bodohnya aku masih saja meletakkan harapku pada Tuhan
Untuk membalikkan hatimu untukku
Aku egois bukan?
Ya, sama seperti katamu empat tahun lalu
Aku yg egois ini, tak pernah tahu bahwa akan jatuh seperti ini hanya karenamu
Pasuruan, 21/2/2018
0 comments:
Post a Comment