Wednesday, August 1, 2018

Berteman Dengan Sendiri

Related image

       "Suatu waktu aku merasa iri. Melihat orang-orang disekelilingku, berjalan bergandeng tangan. Suatu waktu aku merasa iri. Melihat mereka bersenda gurau bersama. Sementara aku, masih setia memeluk sepi, dan berteman dengan sendiri."

       Terkadang aku merasa lelah. Menanti jawaban Tuhan atas do'a-do'a. Yang kurapalkan atas namanya. Namun, ia tak kunjung bertandang ke rumah. Untuk membuatku bersedia hidup bersamanya.

       Dalam diam pun aku selalu bertanya. Mengapa hati ini hanya bergetar untuknya saja? Pernah satu waktu terlintas dalam pikirku. Akankah hatiku sudah mati rasa? Oh Tuhan, aku ingin sembuh. Dan bertemu dengan seseorang yang baru. Jika memang benar bukan dia yang tercipta untukku. Hingga sampailah pada saat itu. Hatiku terketuk mendengar ceramah agama. Dan sampailah aku pada jawaban dari semua keresahan hatiku.

       "Mengapa aku lelah ? Karena aku tidak lilah. Mengapa aku mengeluh? Karena aku tidak mengallah. Mengapa aku belum juga sembuh? Karena aku tidak sembah. Dan mengapa cintaku tidak bertahan? Karena ia tidak bertuhan."

       Dalam sujudku di sepertiga malam. Aku mecoba untuk memantapkan hati. Aku mencoba untuk lilah agar tidak lelah. Aku akan mencoba untuk mengallah. Daripada menghabiskan waktuku untuk mengeluh. Aku akan menyembah dengan sebenar-benarnya sembah, agar hatiku benar-benar sembuh. Dan aku akan berteman lebih dekat dengan Tuhan. Agar ketika waktu yang tepat itu datang, cintaku dapat bertahan.

       Kini aku bisa berdiri lagi, aku bisa kembali berjalan menyusuri lorong-lorong sepi itu sendiri. Dengan lebih percaya diri, berteman dengan sendiri untuk saat ini. Hingga Tuhan menepati janji-Nya yang pasti. Disuatu hari nanti.

Sendiri

Image result for gambar orang duduk sendirian

       Kamu tahu rasanya sendiri? Seperti setitik tinta yang jatuh pada secarik kertas putih lusuh tak berdaya. Tak terlihat oleh orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya. Terabaikan bagai barang usang di tumpukan rongsojan. Terbuang bak arang yang berubah menjadi abu diperapian.

       Kamu tahu rasanya sendiri? Ketika air matamu menetes tanpa permisi. Mengalir tanpa henti. Menuju muara yang tak kamu ketahui karena tak ada pundak yang kan menghalau debitnya. Tak ada tangan asing yang kan mengusap bekasnya. Dan tak kan ada yang mendekapmu tuk menyembunyikannya.

       Kamu tahu rasanya sendiri? Berada dalam area luas, namun kamu selalu merasa sesak. Seolah oksigen terhimpit dan tak sampai memenuhi dadamu. Lantas, kamu duduk dan mendekap lututmu di pojok ruangan itu. Berharap seseorang akan datang mengetuk pintu dan menyelamatkanmu yang seolah terpenjara pada ruang sempit di pojok ruangan itu.

       Apakah itu yang kamu rasa? Apakah itu sendiri? Tidak..!!! Sendiri adalah ketika kamu tidak mampu dan tidak mau memahami. Ketika hatimu menjauh dari sosok-Nya, "Sang Maha Ada". Pada hakekatnya manusia itu tidak pernah sendiri. Bukankah ketika kita mendekat satu jengkal pada Tuhan maka Tuhan akan mendekati kita sepanjang satu lengan? Ketika kita mendekati Tuhan sepanjang satu lengan, maka Tuhan akan mendekati kita sepanjang satu langkah. Ketika Tuhan mendekati kita sepanjang satu langkah maka Tuhan akan mendekati kita sedekat leher dan kepala kita. Bukankah seperti itu?

       Karenanya sendiri itu tidak ada. Sendiri hanya untuk mereka yang tidak mampu memahami bahwa Tuhan itu Maha Ada. Maha Mengetahui Segala. Karenanya sudahi sedihmu yang berpikiran sendiri itu. Hapuskan iri dengkimu melihat mereka yang bersama dalam ikatan tanpa nama. Karena sesungguhnya pacaran itu hanyalah ikatan sementara. Tak ada dalam agama. Jalinlah ikatan yang semestinya dengan ridho-Nya. Jika tidak bisa, maka sudahilah. Mulailah dekatkan dirimu pada-Nya. Percayakan hatimu dalam penjagaan-Nya. Menunggulah ditempatmu yang suci bersama dengan-Nya. Dengan begitu tak kan hinggap kata sendiri lagi dalam hatimu.


Pasuruan, 26 Mei 2017

Wednesday, August 1, 2018

Berteman Dengan Sendiri

Posted by Kisara's Story at August 01, 2018 0 comments
Related image

       "Suatu waktu aku merasa iri. Melihat orang-orang disekelilingku, berjalan bergandeng tangan. Suatu waktu aku merasa iri. Melihat mereka bersenda gurau bersama. Sementara aku, masih setia memeluk sepi, dan berteman dengan sendiri."

       Terkadang aku merasa lelah. Menanti jawaban Tuhan atas do'a-do'a. Yang kurapalkan atas namanya. Namun, ia tak kunjung bertandang ke rumah. Untuk membuatku bersedia hidup bersamanya.

       Dalam diam pun aku selalu bertanya. Mengapa hati ini hanya bergetar untuknya saja? Pernah satu waktu terlintas dalam pikirku. Akankah hatiku sudah mati rasa? Oh Tuhan, aku ingin sembuh. Dan bertemu dengan seseorang yang baru. Jika memang benar bukan dia yang tercipta untukku. Hingga sampailah pada saat itu. Hatiku terketuk mendengar ceramah agama. Dan sampailah aku pada jawaban dari semua keresahan hatiku.

       "Mengapa aku lelah ? Karena aku tidak lilah. Mengapa aku mengeluh? Karena aku tidak mengallah. Mengapa aku belum juga sembuh? Karena aku tidak sembah. Dan mengapa cintaku tidak bertahan? Karena ia tidak bertuhan."

       Dalam sujudku di sepertiga malam. Aku mecoba untuk memantapkan hati. Aku mencoba untuk lilah agar tidak lelah. Aku akan mencoba untuk mengallah. Daripada menghabiskan waktuku untuk mengeluh. Aku akan menyembah dengan sebenar-benarnya sembah, agar hatiku benar-benar sembuh. Dan aku akan berteman lebih dekat dengan Tuhan. Agar ketika waktu yang tepat itu datang, cintaku dapat bertahan.

       Kini aku bisa berdiri lagi, aku bisa kembali berjalan menyusuri lorong-lorong sepi itu sendiri. Dengan lebih percaya diri, berteman dengan sendiri untuk saat ini. Hingga Tuhan menepati janji-Nya yang pasti. Disuatu hari nanti.

Sendiri

Posted by Kisara's Story at August 01, 2018 0 comments
Image result for gambar orang duduk sendirian

       Kamu tahu rasanya sendiri? Seperti setitik tinta yang jatuh pada secarik kertas putih lusuh tak berdaya. Tak terlihat oleh orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya. Terabaikan bagai barang usang di tumpukan rongsojan. Terbuang bak arang yang berubah menjadi abu diperapian.

       Kamu tahu rasanya sendiri? Ketika air matamu menetes tanpa permisi. Mengalir tanpa henti. Menuju muara yang tak kamu ketahui karena tak ada pundak yang kan menghalau debitnya. Tak ada tangan asing yang kan mengusap bekasnya. Dan tak kan ada yang mendekapmu tuk menyembunyikannya.

       Kamu tahu rasanya sendiri? Berada dalam area luas, namun kamu selalu merasa sesak. Seolah oksigen terhimpit dan tak sampai memenuhi dadamu. Lantas, kamu duduk dan mendekap lututmu di pojok ruangan itu. Berharap seseorang akan datang mengetuk pintu dan menyelamatkanmu yang seolah terpenjara pada ruang sempit di pojok ruangan itu.

       Apakah itu yang kamu rasa? Apakah itu sendiri? Tidak..!!! Sendiri adalah ketika kamu tidak mampu dan tidak mau memahami. Ketika hatimu menjauh dari sosok-Nya, "Sang Maha Ada". Pada hakekatnya manusia itu tidak pernah sendiri. Bukankah ketika kita mendekat satu jengkal pada Tuhan maka Tuhan akan mendekati kita sepanjang satu lengan? Ketika kita mendekati Tuhan sepanjang satu lengan, maka Tuhan akan mendekati kita sepanjang satu langkah. Ketika Tuhan mendekati kita sepanjang satu langkah maka Tuhan akan mendekati kita sedekat leher dan kepala kita. Bukankah seperti itu?

       Karenanya sendiri itu tidak ada. Sendiri hanya untuk mereka yang tidak mampu memahami bahwa Tuhan itu Maha Ada. Maha Mengetahui Segala. Karenanya sudahi sedihmu yang berpikiran sendiri itu. Hapuskan iri dengkimu melihat mereka yang bersama dalam ikatan tanpa nama. Karena sesungguhnya pacaran itu hanyalah ikatan sementara. Tak ada dalam agama. Jalinlah ikatan yang semestinya dengan ridho-Nya. Jika tidak bisa, maka sudahilah. Mulailah dekatkan dirimu pada-Nya. Percayakan hatimu dalam penjagaan-Nya. Menunggulah ditempatmu yang suci bersama dengan-Nya. Dengan begitu tak kan hinggap kata sendiri lagi dalam hatimu.


Pasuruan, 26 Mei 2017
 

Kisara's Diary Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang