
"Suatu waktu aku merasa iri. Melihat orang-orang disekelilingku, berjalan bergandeng tangan. Suatu waktu aku merasa iri. Melihat mereka bersenda gurau bersama. Sementara aku, masih setia memeluk sepi, dan berteman dengan sendiri."
Terkadang aku merasa lelah. Menanti jawaban Tuhan atas do'a-do'a. Yang kurapalkan atas namanya. Namun, ia tak kunjung bertandang ke rumah. Untuk membuatku bersedia hidup bersamanya.
Dalam diam pun aku selalu bertanya. Mengapa hati ini hanya bergetar untuknya saja? Pernah satu waktu terlintas dalam pikirku. Akankah hatiku sudah mati rasa? Oh Tuhan, aku ingin sembuh. Dan bertemu dengan seseorang yang baru. Jika memang benar bukan dia yang tercipta untukku. Hingga sampailah pada saat itu. Hatiku terketuk mendengar ceramah agama. Dan sampailah aku pada jawaban dari semua keresahan hatiku.
"Mengapa aku lelah ? Karena aku tidak lilah. Mengapa aku mengeluh? Karena aku tidak mengallah. Mengapa aku belum juga sembuh? Karena aku tidak sembah. Dan mengapa cintaku tidak bertahan? Karena ia tidak bertuhan."
Dalam sujudku di sepertiga malam. Aku mecoba untuk memantapkan hati. Aku mencoba untuk lilah agar tidak lelah. Aku akan mencoba untuk mengallah. Daripada menghabiskan waktuku untuk mengeluh. Aku akan menyembah dengan sebenar-benarnya sembah, agar hatiku benar-benar sembuh. Dan aku akan berteman lebih dekat dengan Tuhan. Agar ketika waktu yang tepat itu datang, cintaku dapat bertahan.
Kini aku bisa berdiri lagi, aku bisa kembali berjalan menyusuri lorong-lorong sepi itu sendiri. Dengan lebih percaya diri, berteman dengan sendiri untuk saat ini. Hingga Tuhan menepati janji-Nya yang pasti. Disuatu hari nanti.