Sunday, July 15, 2018

Pergi



Dulu, ketika aku berkata aku ingin pergi jauh, jauh sekali, kamu hanya menatapku lamat-lamat, namun tak bertanya tentang alasannya. Seolah kamu tahu tanpa aku harus mengatakan alasannya. Hingga kemudian kau berkata :
"Pergilah, pergilah yang jauh dan jangan kembali.."
Dan suatu ketika pula, saat kau mempunyai ingin yang sama dengan ku untuk pergi sejauh mungkin, akupun melakukan hal yg sama, menatapmu lamat-lamat sembari berkata:
"Pergilah..." tanpa menuntut alasanmu untuk pergi. Namun, kita tidak benar-benar pergi saat itu. 
Pada akhirnya kita pun saling meninggalkan dan melepaskan kemudian. Saat itu kita tidak sadar bahwa meninggalkan dan melepaskan adalah bagian dari pergi itu sendiri. Dengan polosnya kita hanya berpikir bahwa kita hanya saling meninggalkan dan melepaskan, tapi tidak pergi.
Aku teringat lagi peristiwa itu. Ketika aku dihadapkan pada pilihan yang sama. Antara tetap tinggal ataukah pergi. Tapi, apa kamu tahu alasannya sekarang? Ya, kamu mungkin tahu, bahkan sekalipun aku tak mengatakannya seperti dulu, namun sekarang menjadi mustahil adanya, ketika kamu tak lagi mampu untuk menatapku dan mencari alasan itu di dalam mataku.  Dan akupun tak punya hak lagi untuk mengatakannya padamu tentang segala hal yang terjadi padaku, bukankah begitu? Aku tak ingin mengganggumu, aku tak mau membebanimu dan itulah janjiku. Karenanya, kini selain Tuhan, tak ada lagi yang dapat kubagi cerita hidupku bukan? Karena kamu, sudah pergi terlalu jauh, dan aku tak punya lagi keberanian untuk berjalan atau berlari menujumu lagi.. 

0 comments:

Post a Comment

Sunday, July 15, 2018

Pergi

Posted by Kisara's Story at July 15, 2018


Dulu, ketika aku berkata aku ingin pergi jauh, jauh sekali, kamu hanya menatapku lamat-lamat, namun tak bertanya tentang alasannya. Seolah kamu tahu tanpa aku harus mengatakan alasannya. Hingga kemudian kau berkata :
"Pergilah, pergilah yang jauh dan jangan kembali.."
Dan suatu ketika pula, saat kau mempunyai ingin yang sama dengan ku untuk pergi sejauh mungkin, akupun melakukan hal yg sama, menatapmu lamat-lamat sembari berkata:
"Pergilah..." tanpa menuntut alasanmu untuk pergi. Namun, kita tidak benar-benar pergi saat itu. 
Pada akhirnya kita pun saling meninggalkan dan melepaskan kemudian. Saat itu kita tidak sadar bahwa meninggalkan dan melepaskan adalah bagian dari pergi itu sendiri. Dengan polosnya kita hanya berpikir bahwa kita hanya saling meninggalkan dan melepaskan, tapi tidak pergi.
Aku teringat lagi peristiwa itu. Ketika aku dihadapkan pada pilihan yang sama. Antara tetap tinggal ataukah pergi. Tapi, apa kamu tahu alasannya sekarang? Ya, kamu mungkin tahu, bahkan sekalipun aku tak mengatakannya seperti dulu, namun sekarang menjadi mustahil adanya, ketika kamu tak lagi mampu untuk menatapku dan mencari alasan itu di dalam mataku.  Dan akupun tak punya hak lagi untuk mengatakannya padamu tentang segala hal yang terjadi padaku, bukankah begitu? Aku tak ingin mengganggumu, aku tak mau membebanimu dan itulah janjiku. Karenanya, kini selain Tuhan, tak ada lagi yang dapat kubagi cerita hidupku bukan? Karena kamu, sudah pergi terlalu jauh, dan aku tak punya lagi keberanian untuk berjalan atau berlari menujumu lagi.. 

0 comments on "Pergi"

Post a Comment

 

Kisara's Diary Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang