Saya kehilanganmu sekarang....
Dulu sewaktu kecil, saya sering di bully, rambut keritingku yg lari kemana-mana, kulit dekilku dan juga tubuh pendekku selalu mjdi bahan bullyan bagi mereka, anak-anak cowok. Tp kamu hanya diam, tidak ikut mereka meski kamu adalah salah satu bagian dari mereka,,,
Ketika otak kecilku kosong seperti tempurung kura-kura yg kopong, kamu membantuku. Mengajari apa yg tidak ku mengerti ketika guru menempatkan kita di satu tempat duduk yang sama. Kamu menghargaiku, tidak seperti yang lain, yang hanya bisa menghina dan menertawaiku. Kamu penyelamatku kala itu. Dan sejak itu pula, aq seperti pernah bertemu dgmu sebelumnya, dan benar kemudian adanya bahwa sebelum di sekolah dasar kita pernah satu taman kanak-kanak.
Hingga kemudian, kita beranjak naik ke sekolah menengah pertama. Dan kamu mulai mengenal cinta ala-ala anak remaja. Ada seseorang yang bercerita padaku, bahwa ia dapat surat dari kamu. Dan saya hanya bisa tersenyum2 akan hal itu. Temanku, sedang jatuh cinta, batinku. Hingga terdengar kemudian kamu berpacaran dg nya, kemudian entah knp berakhir hingga akhirnya kamu dg yg lain dan begitupun seterusnya...
Dam kita, hanya saling tersenyum ketika bertemu meski selalu 1 kelas dalam tiga tahun lamanya belajar di sekolah menengah pertama itu. Hingga kemudian, menjelang kelulusan kamu melontarkan pertanyaan : "Lanjut kemana?" Dan akupun menjawab : "SMA", kamupun mengangguk2kan kepalamu. Akupun kemudian melemparkan pertananyaan yg sama : "Kamu?". "SMK," ujarmu. Dan akupun hanya berkata : "Oh...," menanggapi jawabanmu. Dan saat itulah akhirnya terakhir kalinya kita bersekolah di satu sekolah yg sama.
Hingga suatu hari tanpa sengaja kita bertemu di angkutan umum. Aku melihatmu, tp pura-pura tidak tahu. Ada kecanggungan yg kurasakan ketika hendak menyapamu, mungkin begitu pula denganmu, dan kita hanya berbicara lewat isyarat tatapan mata. Dan ketika aku sampai di rumah beberapa jam setelahnya aku mendapatkan pesan darimu. Entah dari mana kamu bisa tahu nomorku? Kala itu, aq tak begitu mengenal media sosial, bahkan hpku saja hanya bisa telpon dan sms aja, selebihnya main game tetris. Tp, kamu tiba-tiba berkirim pesan. Berlanjut ke tiap2 tahun di saat lebaran, kita selalu berkumpul bersama dg teman smp lainnya utk silaturrahmi, dan kamu pun entah melihat dri sebelah mana bisa tahu apa yg kusembunyikan.
"Dimana senyumu?" tanyamu dulu lewat pesan singkat, d nomorku yg baru karna aku berkali2 ganti nomor akibat byk org iseng yang berkirim pesan padaku. Dan lagi-lagi aku hanya mengabaikannya. Padahal diantara banyak orang, sampai detik itu kamulah satu2nya yg paling ingat hari lahirku dan tak pernah lupa mengucapkannya sampai hari itu hari dimana aku memilih untuk mengasingkan diri dari segala macam bentuk masalalu.
Namun, entah berapa tahun kemudian ketika libur kuliah tiba dan aku sedang menjga ibuku di rumah sakit, kamu berkirim pesan. Bahwa kamu putus dgnya, ya dia sahabatku sendiri yg kemudian mjdi mantan kekasihmu, dg segala argumen dan paradoks yg kamu lontarkan. Dan aku, hanya bisa mjwab sekenanya. Hingga akhirnya, saya pun meminta ma'af padamu krn baru bisa membalas pesanmu keesokan paginya, dg pjlsn bahwa aku tengah mjga ibuku di rumah sakit. Dan kamu tidak mjwbnya, juga enggan bertanya ttg penyakit ibuku sampai pd saat beliau menutup matapun kamu tak kunjung bertanya, atau sekedar berbelasungkawa. Kamu seakan tutup mata dan hanya peduli dengan rasa sakitmu sendiri.
Sejak saat itu, aku berkata pada diri. "Ah, aku kehilangan temanku....," pikirku. Hingga aku datang ke pernikahan sahabatku yg juga seseorang di masa lalu bagimu, aku bahkan ingin meneteskan air mata karena membayangkanmu yg mungkin akan sangat sedih dan menderita mendengar kabar ini. Dan saya berdo'a dg tulus pd Tuhan agar suatu hari nanti kamu juga di pertemukan dg pelabuhan terakhirmu.
Dan kemarinlah, puncak dari segalanya. Ketika kamu mengikrarkan menikah di undanganmu. Dan aku hanya bisa berucap syukur pada Tuhan, akhirnya lelaki ini, teman masa kecilku, menemukan tempat berlabuh selamanya. Dan aku tulus mengucapkan selamat untukmu, ketika aku menjabat telapak tanganmu atas pernikahanmu, terlepas dg segala macam bentuk masa lalu.. Akupun menghembuskan nafas lega. Ah, aku kehilangan kamu selamanya-lamaya sekarang....
#temankecilku #sajaksahabatku #happywedding #alwayshappyforever #thankforeverbevomemyfriend
Pasuruan, 18 Juni 2019