Tuesday, July 2, 2019

Bolehkah Aku Berharap Itu Kamu


Ada nomor asing yang tiba-tiba mengirim pesan ke nomor ponselku yg baru
Yang tidak siapapun tahu, kecuali teman-teman sekerja dan keluargaku
Juga kamu, mungkin...
Karena aku pernah menghubungimu dg nomor baruku saat kamu tidak mengangkat panggilanku dg nomor lamaku, 
Tapi aku tak berkata apapun setelah mendengar suaramu kala itu
Aku malah lgsung mematikannya
Ketika aku bertanya kepadanya siapa dia, di1a bukannya membalas pesan malah langsung menelponku

Dia bilang tidak ingat dengan suaraku?
Aku menebak-nebak siapa sebenarnya orang itu
Dia bilang dari alumni almamater yg sama dg ku, seseorang yg dekat denganku,,,
Lantas aku berpikir tidak ada seorangpun yg pernah dekat dg ku kecuali kamu,,,
Tidak mungkin itu kamu bukan???

Dia enggan memberi tahu siapa dirinya sampai akhirnya aku mengakhiri pembicaraan
Dan entah mengapa, dalam hati kecilku aku berharap itu kamu
Karena hanya ada seorang kamu yang tahu bagaimana aku, tidak ada yg lain lagi

Dalam kemungkinan sekecil apapun tidak mungkin itu kamu bukan?
Mungkin, hanya orang asing pikirku kemudian
Kamu mungkin sudah bahagia kini dengan wanita pilihanmu
Dan barangkali keluarga kecilmu adalah bahagiamu yg tak pernah tergantikan oleh apapun jua

Tapi, tetap saja aku diam-diam merapal do'a semoga itu kamu, 
Semoga Tuhan mendengar do'aku kali ini
Semoga benar orang itu kamu, dan kabar bahwa kamu telah bersama wanita itu adalah kebohongan
Egois bukan?
Ya, jika bisa aku ingin egois sekali ini saja
Sekali ini untuk bisa denganmu atas izin Tuhan...
Bolehkah aku menaruh harapan itu???

#pes
#orangyangmenghapuakenanganburukku
#Bolehkahakuberharapitukamu

Pasuruan, 1 Juli 2019

Saya Kehilanganmu Sekarang



Saya kehilanganmu sekarang....
Dulu sewaktu kecil, saya sering di bully, rambut keritingku yg lari kemana-mana, kulit dekilku dan juga tubuh pendekku selalu mjdi bahan bullyan bagi mereka, anak-anak cowok. Tp kamu hanya diam, tidak ikut mereka meski kamu adalah salah satu bagian dari mereka,,,

Ketika otak kecilku kosong seperti tempurung kura-kura yg kopong, kamu membantuku. Mengajari apa yg tidak ku mengerti ketika guru menempatkan kita di satu tempat duduk yang sama. Kamu menghargaiku, tidak seperti yang lain, yang hanya bisa menghina dan menertawaiku. Kamu penyelamatku kala itu. Dan sejak itu pula, aq seperti pernah bertemu dgmu sebelumnya, dan benar kemudian adanya bahwa sebelum di sekolah dasar kita pernah satu taman kanak-kanak.

Hingga kemudian, kita beranjak naik ke sekolah menengah pertama. Dan kamu mulai mengenal cinta ala-ala anak remaja. Ada seseorang yang bercerita padaku, bahwa ia dapat surat dari kamu. Dan saya hanya bisa tersenyum2 akan hal itu. Temanku, sedang jatuh cinta, batinku. Hingga terdengar kemudian kamu berpacaran dg nya, kemudian entah knp berakhir hingga akhirnya kamu dg yg lain dan begitupun seterusnya...

Dam kita, hanya saling tersenyum ketika bertemu meski selalu 1 kelas dalam tiga tahun lamanya belajar di sekolah menengah pertama itu. Hingga kemudian, menjelang kelulusan kamu melontarkan pertanyaan : "Lanjut kemana?" Dan akupun menjawab : "SMA", kamupun mengangguk2kan kepalamu. Akupun kemudian melemparkan pertananyaan yg sama : "Kamu?". "SMK," ujarmu. Dan akupun hanya berkata : "Oh...," menanggapi jawabanmu. Dan saat itulah akhirnya terakhir kalinya kita bersekolah di satu sekolah yg sama.

Hingga suatu hari tanpa sengaja kita bertemu di angkutan umum. Aku melihatmu, tp pura-pura tidak tahu. Ada kecanggungan yg kurasakan ketika hendak menyapamu, mungkin begitu pula denganmu, dan kita hanya berbicara lewat isyarat tatapan mata. Dan ketika aku sampai di rumah beberapa jam setelahnya aku mendapatkan pesan darimu. Entah dari mana kamu bisa tahu nomorku? Kala itu, aq tak begitu mengenal media sosial, bahkan hpku saja hanya bisa telpon dan sms aja, selebihnya main game tetris. Tp, kamu tiba-tiba berkirim pesan. Berlanjut ke tiap2 tahun di saat lebaran, kita selalu berkumpul bersama dg teman smp lainnya utk silaturrahmi, dan kamu pun entah melihat dri sebelah mana bisa tahu apa yg kusembunyikan. 

"Dimana senyumu?" tanyamu dulu lewat pesan singkat, d nomorku yg baru karna aku berkali2 ganti nomor akibat byk org iseng yang berkirim pesan padaku. Dan lagi-lagi aku hanya mengabaikannya. Padahal diantara banyak orang, sampai detik itu kamulah satu2nya yg paling ingat hari lahirku dan tak pernah lupa mengucapkannya sampai hari itu hari dimana aku memilih untuk mengasingkan diri dari segala macam bentuk masalalu.

Namun, entah berapa tahun kemudian ketika libur kuliah tiba dan aku sedang menjga ibuku di rumah sakit, kamu berkirim pesan. Bahwa kamu putus dgnya, ya dia sahabatku sendiri yg kemudian mjdi mantan kekasihmu, dg segala argumen dan paradoks yg kamu lontarkan. Dan aku, hanya bisa mjwab sekenanya. Hingga akhirnya, saya pun meminta ma'af padamu krn baru bisa membalas pesanmu keesokan paginya, dg pjlsn bahwa aku tengah mjga ibuku di rumah sakit. Dan kamu tidak mjwbnya, juga enggan bertanya ttg penyakit ibuku sampai pd saat beliau menutup matapun kamu tak kunjung bertanya, atau sekedar berbelasungkawa. Kamu seakan tutup mata dan hanya peduli dengan rasa sakitmu sendiri.

Sejak saat itu, aku berkata pada diri. "Ah, aku kehilangan temanku....," pikirku. Hingga aku datang ke pernikahan sahabatku yg juga seseorang di masa lalu bagimu, aku bahkan ingin meneteskan air mata karena membayangkanmu yg mungkin akan sangat sedih dan menderita mendengar kabar ini. Dan saya berdo'a dg tulus pd Tuhan agar suatu hari nanti kamu juga di pertemukan dg pelabuhan terakhirmu.

Dan kemarinlah, puncak dari segalanya. Ketika kamu mengikrarkan menikah di undanganmu. Dan aku hanya bisa berucap syukur pada Tuhan, akhirnya lelaki ini, teman masa kecilku, menemukan tempat berlabuh selamanya. Dan aku tulus mengucapkan selamat untukmu, ketika aku menjabat telapak tanganmu atas pernikahanmu, terlepas dg segala macam bentuk masa lalu.. Akupun menghembuskan nafas lega. Ah, aku kehilangan kamu selamanya-lamaya sekarang....

#temankecilku #sajaksahabatku #happywedding #alwayshappyforever #thankforeverbevomemyfriend

Pasuruan, 18 Juni 2019

Nasehat Budhe



Jika ingat nasehat Budhe sehari yg lalu, hingga detik ini saya masih meneteskan air mata.

Budhe bilang, biarkan saja gak usah di pikirkan. Biarkan orang itu begini begitu, jgn hiraukan.
Biarkan orang itu berkata begini, begitu, jangan dengarkan.
Kalau terlalu byk dipirkan akan menyakiti dirimu sendiri nduk..
Cukup liat saja, seraya berkata dalam hati, Ya Allah knp ada manusia seperti ini di dunia??

Yang harus kamu pikirkan skrg hanyalah dirimu sendiri saja. Sudah saatnya kamu memikirkan kepentingan kamu sendiri. Ada baiknya cari pendamping nduk. Agar kamu bisa punya tempat berbagi dan tempat bertukar pikiran. Agar kamu tidak menanggung semua beban sendirian. Sudah waktunya jg toh....

Aku hanya bisa mengangguk dan menjawab parau di tengah tangisku, sembari bertanya kepada diri. Apakah akan ada pendamping yg seperti Budhe maksud? Yang tidak hanya bisa menerima saya dg semua kelebihan dan kekurangan saya, tapi yang juga bisa membuat saya ridho untuk menyerahkan sisa waktu hidup saya untukknya?

Setiap kali teringat nasehat itu, air mataku tak pernah bisa berhenti menetes. Ah, Allah ingin saya meneteskan lagi air mata untuk-Nya.  Yang sudah lama tak pernah ku biarkan menetes keluar dg meredamnya dlm hati, pikirku...

#Budheku_tercinta
#Terimakasihnasehatnya
#Jadiingetibu
#Tiapliatbudhe..😖

Pasuruan, 18 Juni 2019

Andai Kamu Tahu




Di saat-saat seperti ini saya butuh kamu. Tapi, saya tak punya lagi keberanian untuk menghubungimu. Saya sadar sikap kamu tempo hari sudah menjelaskan segalanya. Namun lagi-lagi, saya juga tdk tau kenapa selalu saja kamu yg terpikirkan di saat2 saya seperti ini...

Kadang saya bertanya-tanya kepada Tuhan knp kamu? Kenapa harus kamu? Kamu bahkan menoleh saja pun tidak pada saya. Tapi knp saya masih menunggu kamu?

Saya memilih penolakan untuk beberapa orang hanya untuk kamu. Dan saya masih tidak tahu mengapa semuanya mjdi seperti ini. Berkali2 saya berkata pada diri bahwa kamu sudah pergi. Saya bahkan merapalkan mantra-mantra bahwa kamu sudah mati, dalam pikiran saya. 

Saya meminta pada Tuhan jika kamu memang yang terbaik untuk saya dan agama saya kelak di akhirat supaya didekatkan, dan jika sebaliknya semoga hati saya d jauhkan darimu. Tpi hingga detik ini jawaban do'a-do'a itu msih belum ada. Dan hingga detik ini, di saat-saat seperti ini saya masih memerlukan kamu, meski saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk itu. Terlebih memberitahumu....

#andaikamutahu

Pasuruan, 16 Juni 2019

Delusi



Rasanya lelah, mengejar sesuatu yang tidak bisa untuk ku kejar
Selama ini aku sadar bahwa kamu tak akan pernah mampu untuk aku raih
Tapi, aku selalu saja menolak kenyataan itu

Aku memberi harapan palsu pada diriku sendiri
Bahwa suatu saat nanti kamu akan menatapku
Aku memberi harapan palsu pada diriku sendiri
Bahwa suatu hari nanti akan ada masa dimana kamu akan menatapku seperti aku menatapmu

Aku memberi harapan palsu pada diriku sendiri
Bahwa suatu saat  nanti kamu akan mengerti rasaku
Aku memberi harapan palsu pada diriku sendiri
Bahwa suatu hari nanti akan ada masa dimana kamu akan memiliki rasa yang sama seperti rasaku untukmu

Aku memberi harapan palsu pada diriku sendiri
Bahwa suatu saat nanti kamu pasti akan datang
Aku memberi harapan palsu pada diriku sendiri
Bahwa suatu hari nanti akan ada masa dimasa kamu lelah mencari dan kembali datang kepadaku lagi
Dan menjadikanku pemberhentian terakhirmu

Tapi ternyata, aku salah...
Aku meletakkan keyakinan pada sebuah fatamorgana yg fana
Dan sekarang aku terjebak pada fatamorgana itu
Fatamorgana yang kuciptakan sendiri
Pada delusi yang kupupuk sekian lama

Dan kini aku sadar, aku membodohi diriku sendiri selama ini
Hingga aku merasakan kesakitan yang teramat dalam
Aku lupa bahwa aku hanyalah sebuah kapal yang terombang ambing dilautan
Selama apapun aku menunggumu dengan setia
Tetap saja bukan aku tempatmu tuk berlabuh

Pasuruan ,5/4/19

Tuesday, July 2, 2019

Bolehkah Aku Berharap Itu Kamu

Posted by Kisara's Story at July 02, 2019 0 comments

Ada nomor asing yang tiba-tiba mengirim pesan ke nomor ponselku yg baru
Yang tidak siapapun tahu, kecuali teman-teman sekerja dan keluargaku
Juga kamu, mungkin...
Karena aku pernah menghubungimu dg nomor baruku saat kamu tidak mengangkat panggilanku dg nomor lamaku, 
Tapi aku tak berkata apapun setelah mendengar suaramu kala itu
Aku malah lgsung mematikannya
Ketika aku bertanya kepadanya siapa dia, di1a bukannya membalas pesan malah langsung menelponku

Dia bilang tidak ingat dengan suaraku?
Aku menebak-nebak siapa sebenarnya orang itu
Dia bilang dari alumni almamater yg sama dg ku, seseorang yg dekat denganku,,,
Lantas aku berpikir tidak ada seorangpun yg pernah dekat dg ku kecuali kamu,,,
Tidak mungkin itu kamu bukan???

Dia enggan memberi tahu siapa dirinya sampai akhirnya aku mengakhiri pembicaraan
Dan entah mengapa, dalam hati kecilku aku berharap itu kamu
Karena hanya ada seorang kamu yang tahu bagaimana aku, tidak ada yg lain lagi

Dalam kemungkinan sekecil apapun tidak mungkin itu kamu bukan?
Mungkin, hanya orang asing pikirku kemudian
Kamu mungkin sudah bahagia kini dengan wanita pilihanmu
Dan barangkali keluarga kecilmu adalah bahagiamu yg tak pernah tergantikan oleh apapun jua

Tapi, tetap saja aku diam-diam merapal do'a semoga itu kamu, 
Semoga Tuhan mendengar do'aku kali ini
Semoga benar orang itu kamu, dan kabar bahwa kamu telah bersama wanita itu adalah kebohongan
Egois bukan?
Ya, jika bisa aku ingin egois sekali ini saja
Sekali ini untuk bisa denganmu atas izin Tuhan...
Bolehkah aku menaruh harapan itu???

#pes
#orangyangmenghapuakenanganburukku
#Bolehkahakuberharapitukamu

Pasuruan, 1 Juli 2019

Saya Kehilanganmu Sekarang

Posted by Kisara's Story at July 02, 2019 0 comments


Saya kehilanganmu sekarang....
Dulu sewaktu kecil, saya sering di bully, rambut keritingku yg lari kemana-mana, kulit dekilku dan juga tubuh pendekku selalu mjdi bahan bullyan bagi mereka, anak-anak cowok. Tp kamu hanya diam, tidak ikut mereka meski kamu adalah salah satu bagian dari mereka,,,

Ketika otak kecilku kosong seperti tempurung kura-kura yg kopong, kamu membantuku. Mengajari apa yg tidak ku mengerti ketika guru menempatkan kita di satu tempat duduk yang sama. Kamu menghargaiku, tidak seperti yang lain, yang hanya bisa menghina dan menertawaiku. Kamu penyelamatku kala itu. Dan sejak itu pula, aq seperti pernah bertemu dgmu sebelumnya, dan benar kemudian adanya bahwa sebelum di sekolah dasar kita pernah satu taman kanak-kanak.

Hingga kemudian, kita beranjak naik ke sekolah menengah pertama. Dan kamu mulai mengenal cinta ala-ala anak remaja. Ada seseorang yang bercerita padaku, bahwa ia dapat surat dari kamu. Dan saya hanya bisa tersenyum2 akan hal itu. Temanku, sedang jatuh cinta, batinku. Hingga terdengar kemudian kamu berpacaran dg nya, kemudian entah knp berakhir hingga akhirnya kamu dg yg lain dan begitupun seterusnya...

Dam kita, hanya saling tersenyum ketika bertemu meski selalu 1 kelas dalam tiga tahun lamanya belajar di sekolah menengah pertama itu. Hingga kemudian, menjelang kelulusan kamu melontarkan pertanyaan : "Lanjut kemana?" Dan akupun menjawab : "SMA", kamupun mengangguk2kan kepalamu. Akupun kemudian melemparkan pertananyaan yg sama : "Kamu?". "SMK," ujarmu. Dan akupun hanya berkata : "Oh...," menanggapi jawabanmu. Dan saat itulah akhirnya terakhir kalinya kita bersekolah di satu sekolah yg sama.

Hingga suatu hari tanpa sengaja kita bertemu di angkutan umum. Aku melihatmu, tp pura-pura tidak tahu. Ada kecanggungan yg kurasakan ketika hendak menyapamu, mungkin begitu pula denganmu, dan kita hanya berbicara lewat isyarat tatapan mata. Dan ketika aku sampai di rumah beberapa jam setelahnya aku mendapatkan pesan darimu. Entah dari mana kamu bisa tahu nomorku? Kala itu, aq tak begitu mengenal media sosial, bahkan hpku saja hanya bisa telpon dan sms aja, selebihnya main game tetris. Tp, kamu tiba-tiba berkirim pesan. Berlanjut ke tiap2 tahun di saat lebaran, kita selalu berkumpul bersama dg teman smp lainnya utk silaturrahmi, dan kamu pun entah melihat dri sebelah mana bisa tahu apa yg kusembunyikan. 

"Dimana senyumu?" tanyamu dulu lewat pesan singkat, d nomorku yg baru karna aku berkali2 ganti nomor akibat byk org iseng yang berkirim pesan padaku. Dan lagi-lagi aku hanya mengabaikannya. Padahal diantara banyak orang, sampai detik itu kamulah satu2nya yg paling ingat hari lahirku dan tak pernah lupa mengucapkannya sampai hari itu hari dimana aku memilih untuk mengasingkan diri dari segala macam bentuk masalalu.

Namun, entah berapa tahun kemudian ketika libur kuliah tiba dan aku sedang menjga ibuku di rumah sakit, kamu berkirim pesan. Bahwa kamu putus dgnya, ya dia sahabatku sendiri yg kemudian mjdi mantan kekasihmu, dg segala argumen dan paradoks yg kamu lontarkan. Dan aku, hanya bisa mjwab sekenanya. Hingga akhirnya, saya pun meminta ma'af padamu krn baru bisa membalas pesanmu keesokan paginya, dg pjlsn bahwa aku tengah mjga ibuku di rumah sakit. Dan kamu tidak mjwbnya, juga enggan bertanya ttg penyakit ibuku sampai pd saat beliau menutup matapun kamu tak kunjung bertanya, atau sekedar berbelasungkawa. Kamu seakan tutup mata dan hanya peduli dengan rasa sakitmu sendiri.

Sejak saat itu, aku berkata pada diri. "Ah, aku kehilangan temanku....," pikirku. Hingga aku datang ke pernikahan sahabatku yg juga seseorang di masa lalu bagimu, aku bahkan ingin meneteskan air mata karena membayangkanmu yg mungkin akan sangat sedih dan menderita mendengar kabar ini. Dan saya berdo'a dg tulus pd Tuhan agar suatu hari nanti kamu juga di pertemukan dg pelabuhan terakhirmu.

Dan kemarinlah, puncak dari segalanya. Ketika kamu mengikrarkan menikah di undanganmu. Dan aku hanya bisa berucap syukur pada Tuhan, akhirnya lelaki ini, teman masa kecilku, menemukan tempat berlabuh selamanya. Dan aku tulus mengucapkan selamat untukmu, ketika aku menjabat telapak tanganmu atas pernikahanmu, terlepas dg segala macam bentuk masa lalu.. Akupun menghembuskan nafas lega. Ah, aku kehilangan kamu selamanya-lamaya sekarang....

#temankecilku #sajaksahabatku #happywedding #alwayshappyforever #thankforeverbevomemyfriend

Pasuruan, 18 Juni 2019

Nasehat Budhe

Posted by Kisara's Story at July 02, 2019 0 comments


Jika ingat nasehat Budhe sehari yg lalu, hingga detik ini saya masih meneteskan air mata.

Budhe bilang, biarkan saja gak usah di pikirkan. Biarkan orang itu begini begitu, jgn hiraukan.
Biarkan orang itu berkata begini, begitu, jangan dengarkan.
Kalau terlalu byk dipirkan akan menyakiti dirimu sendiri nduk..
Cukup liat saja, seraya berkata dalam hati, Ya Allah knp ada manusia seperti ini di dunia??

Yang harus kamu pikirkan skrg hanyalah dirimu sendiri saja. Sudah saatnya kamu memikirkan kepentingan kamu sendiri. Ada baiknya cari pendamping nduk. Agar kamu bisa punya tempat berbagi dan tempat bertukar pikiran. Agar kamu tidak menanggung semua beban sendirian. Sudah waktunya jg toh....

Aku hanya bisa mengangguk dan menjawab parau di tengah tangisku, sembari bertanya kepada diri. Apakah akan ada pendamping yg seperti Budhe maksud? Yang tidak hanya bisa menerima saya dg semua kelebihan dan kekurangan saya, tapi yang juga bisa membuat saya ridho untuk menyerahkan sisa waktu hidup saya untukknya?

Setiap kali teringat nasehat itu, air mataku tak pernah bisa berhenti menetes. Ah, Allah ingin saya meneteskan lagi air mata untuk-Nya.  Yang sudah lama tak pernah ku biarkan menetes keluar dg meredamnya dlm hati, pikirku...

#Budheku_tercinta
#Terimakasihnasehatnya
#Jadiingetibu
#Tiapliatbudhe..😖

Pasuruan, 18 Juni 2019

Andai Kamu Tahu

Posted by Kisara's Story at July 02, 2019 0 comments



Di saat-saat seperti ini saya butuh kamu. Tapi, saya tak punya lagi keberanian untuk menghubungimu. Saya sadar sikap kamu tempo hari sudah menjelaskan segalanya. Namun lagi-lagi, saya juga tdk tau kenapa selalu saja kamu yg terpikirkan di saat2 saya seperti ini...

Kadang saya bertanya-tanya kepada Tuhan knp kamu? Kenapa harus kamu? Kamu bahkan menoleh saja pun tidak pada saya. Tapi knp saya masih menunggu kamu?

Saya memilih penolakan untuk beberapa orang hanya untuk kamu. Dan saya masih tidak tahu mengapa semuanya mjdi seperti ini. Berkali2 saya berkata pada diri bahwa kamu sudah pergi. Saya bahkan merapalkan mantra-mantra bahwa kamu sudah mati, dalam pikiran saya. 

Saya meminta pada Tuhan jika kamu memang yang terbaik untuk saya dan agama saya kelak di akhirat supaya didekatkan, dan jika sebaliknya semoga hati saya d jauhkan darimu. Tpi hingga detik ini jawaban do'a-do'a itu msih belum ada. Dan hingga detik ini, di saat-saat seperti ini saya masih memerlukan kamu, meski saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk itu. Terlebih memberitahumu....

#andaikamutahu

Pasuruan, 16 Juni 2019

Delusi

Posted by Kisara's Story at July 02, 2019 0 comments


Rasanya lelah, mengejar sesuatu yang tidak bisa untuk ku kejar
Selama ini aku sadar bahwa kamu tak akan pernah mampu untuk aku raih
Tapi, aku selalu saja menolak kenyataan itu

Aku memberi harapan palsu pada diriku sendiri
Bahwa suatu saat nanti kamu akan menatapku
Aku memberi harapan palsu pada diriku sendiri
Bahwa suatu hari nanti akan ada masa dimana kamu akan menatapku seperti aku menatapmu

Aku memberi harapan palsu pada diriku sendiri
Bahwa suatu saat  nanti kamu akan mengerti rasaku
Aku memberi harapan palsu pada diriku sendiri
Bahwa suatu hari nanti akan ada masa dimana kamu akan memiliki rasa yang sama seperti rasaku untukmu

Aku memberi harapan palsu pada diriku sendiri
Bahwa suatu saat nanti kamu pasti akan datang
Aku memberi harapan palsu pada diriku sendiri
Bahwa suatu hari nanti akan ada masa dimasa kamu lelah mencari dan kembali datang kepadaku lagi
Dan menjadikanku pemberhentian terakhirmu

Tapi ternyata, aku salah...
Aku meletakkan keyakinan pada sebuah fatamorgana yg fana
Dan sekarang aku terjebak pada fatamorgana itu
Fatamorgana yang kuciptakan sendiri
Pada delusi yang kupupuk sekian lama

Dan kini aku sadar, aku membodohi diriku sendiri selama ini
Hingga aku merasakan kesakitan yang teramat dalam
Aku lupa bahwa aku hanyalah sebuah kapal yang terombang ambing dilautan
Selama apapun aku menunggumu dengan setia
Tetap saja bukan aku tempatmu tuk berlabuh

Pasuruan ,5/4/19
 

Kisara's Diary Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang